Skip to main content

Peraturan tentang kecepatan angin untuk operasional crane

"Di buku panduan yang diterima dari tempat pelatihan pengoperasian crane tercantum tentang batas maksimum kecepatan angin yang diperbolehkan untuk jenis tower crane, kalau tidak salah ingat sekitar 30 knot. Tetapi juga bergantung pada berat bebannya,
semakin berat bebannya juga semakin rendah batasan kecepatan maksimum kecepatan anginnya."


Tanya - Bambang Prasodjo


Dear Rekan Rekan HSE
Saya membutuhkan Peraturan ataupun Regulasi yang mengatur tentang batas maksimum kecepatan angin ( wind speed limit ) yang diijinkan di dalam pengoperasian pesawat angkat ( crane ) baik jenis Tower Crane maupun mobil /crawler crane .
Saya sudah coba cari cari via browsing tapi tidak menemukan regulasi yang secara spesifik menyebutkan maksimum kecepatan angin yang diijinkan ,terutama untuk Mobil / Crawler Crane .
Terimakasih atas bantuannya.


Tanggapan 1 - Syarif Isa isasyarif

Pak Bambang,

Wind speed limit biasanya ditentukan oleh crane manufacture (coba dilihat di crane operation manual book) karena menyangkut juga dari structure crane itu sendiri. Di perusahaan kami Mammoet (specialist in heavylifting & transportation), kami mempunyai guidance wind speed limit untuk pengoperasian semua crane dan lifting works yang ditentukan oleh QSHE kami.



Tanggapan 2 - Weby webywebyweby

Pak Bambang,

Menurut teman saya yg orang offshore, di buku panduan yang diterima dari tempat pelatihan pengoperasian crane tercantum tentang batas maksimum kecepatan angin yang diperbolehkan untuk jenis tower crane, kalau tidak salah ingat sekitar 30 knot. Tetapi juga bergantung pada berat bebannya,
semakin berat bebannya juga semakin rendah batasan kecepatan maksimum kecepatan anginnya.

Begitu dulu pak informasinya, mohon maaf kalau kurang tepat.


Tanggapan 3 - Alvin Alfiyansyah Alfiyansyah

Dear Pak Bambang,

Cuma nambahin sedikit, maaf saya tidak ingat persis standard yang dimaksud. Pak Bambang harus melihat manufacturer design load, standard perusahaan atau standard adopsi perusahaan anda (Eropa atau Amrik) juga dynamic load chart dari crane tersebut.

Di Australian standard (AS 1418.4 : Cranes, hoists and winches – Tower cranes ) disebutkan sebagai maximum permissible operational wind speed for tower crane adalah 30 knot tapi manufacturer ada yang menyatakan bisa lebih sampai 20 m/s (35 knot). Di Amrik standard (lupa nomor standardnya) adalah 30 knot juga, begitupun di beberapa safe working practise beberapa perusahaan minyak Amrik. Sementara beberapa perusahaan Eropa setahu saya terkadang membatasi sampai 25 knot saja (lupa juga standardnya). Saya juga pernah baca di NSL (the International Rigging & Lifting Handbook - British adoption) v. 2004, lifting normally dilakukan dibawah 30 knots, diatas itu kudu ada persetujuan pimpinan perusahaan.

Untuk crawler/mobile crane, di australian standard adalah 10 m/s (20 knots), begitupun yang dianjurkan beberapa manufacturer Amrik. Untuk British practise ada yang hanya 20 knots sementara ada manufacturer yg menyatakan bisa sampai 25 knots juga.

Demikian sekilas informasi yang saya ketahui pada masa silam di tahun 2007 awal.


Tanggapan 4 - Bambang Prasodjo

Dear Rekan Rekan HSE

Terimakasih atas informasi dan pencerahannya , memang di manufacture crane manual disebutkan tetang crane stability dan wind speed limit , karena kadang kadang panjang boom dalam pengoperasian carne berubah rubah dan di manufacture manual tidak disebutkan secara spesifik dan di aktivitas construction kita kadang kadang juga terbentur dengan rekan rekan disiplin lain yang mengejar target progress , sehingga acuan kita secara regulasi jadi ngambang . Tapi karena kita HSE yang kita mengacu ke standard yang mendekati baik berdasarkan BS standard , Osha , Manufacture Manual , secara practical didalam areal perusahaan , saya tentukan bahwa batas kecepatan angin maksimum untuk operasional crane adalah 20 knot .
Mungkin sudah waktunya ya bapak bapak kita di depnaker ataupun yang bergelut dibidang regulasi K3 membuat suatu regualsi untuk pengoperasian crane yang aman .

Sekali lagi terimakasih buat rekan rekan semua.



Tanggapan 5 - Dirman Artib

Pak Bambang,
Rasanya terlalu teknis dan tidak perlu kecepatan angin dimasukkan kepada regulasi, karena bisa saja ada crane yg didesain dan dibuat mampu untuk dioperasikan pada angin yg kecepatan nya tinggi. Ini adalah area design/engineering development.

Acuan pada crane manual dari pabrik pendesain/pembuat sudah cukup, karena ini adalah valuable informasi tentang level integritas peralatan tersebut. Tinggal anda di organisasi mengadopt batasan kecepatan angin ini untuk jadi metode terdokumentasi anda (prosedur, guideline, dll).

Comments

Popular posts from this blog

DOWNLOAD BUKU: THE TRUTH IS OUT THERE KARYA CAHYO HARDO

  Buku ini adalah kumpulan kisah pengalaman seorang pekerja lapangan di bidang Migas Ditujukan untuk kawan-kawan para pekerja lapangan dan para sarjana teknik yang baru bertugas sebagai Insinyur Proses di lapangan. Pengantar Penulis Saya masih teringat ketika lulus dari jurusan Teknik Kimia dan langsung berhadapan dengan dunia nyata (pabrik minyak dan gas) dan tergagap-gagap dalam menghadapi problem di lapangan yang menuntut persyaratan dari seorang insinyur proses dalam memahami suatu permasalahan dengan cepat, dan terkadang butuh kecerdikan – yang sanggup menjembatani antara teori pendidikan tinggi dan dunia nyata (=dunia kerja). Semakin lama bekerja di front line operation – dalam hal troubleshooting – semakin memperkaya kita dalam memahami permasalahan-permasalahan proses berikutnya. Menurut hemat saya, masalah-masalah troubleshooting proses di lapangan seringkali adalah masalah yang sederhana, namun terkadang menjadi ruwet karena tidak tahu harus dari mana memulainya. Hal ters...

Leak Off Test

Prinsipnya LOT (leak off test) dilakukan untuk menentukan tekanan dimana formasi mulai rekah. Tujuannya: 1. Menentukan MASP (Max. Allowable Surface Pressure). Yaitu batasan max surface pressure yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 2. Dengan mengetahui MASP, berarti juga kita bisa mengetahui Max. mud weight yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 3. Menentukan Kick Tolerance. Yaitu maximum kick size yg masih bisa kita tolerir untuk dihandle. Parameter ini nantinya juga berperan untuk menentukan depth casing shoe yang aman dari sudut pandang well control issue. 4. Mengecek kualitas sealing antara cement dengan casing Tanya - BGP HSESupv. BGP.HSESupv@petrochina Dear all Saat masih di rig dulu saya sering mendengar istilah leak off test. dimana step2nya kira kira sebagai berikut 1. Cementing Job 2. TSK ,masuk string dan bor kurang lebih 3 meter dibawah shoe. 3. dilakukan ...

Shutdown System

Apa yang membedakan antara PSD dan ESD? Secara umum keduanya berfungsi "membawa" sistem pemroses ke "keadaan yang lebih aman". Namun secara spesifik PSD lebih ditujukan kepada sebab sebab Process Specific seperti: Overpressure di bagian hilir kompressor, temperatur tinggi di heater untuk fuel gas, level yang terlau rendah di slug catcher, dst. Sementara ESD lebih ditujukan untuk menanggulangi dampak dari suatu kejadian yang sudah terjadi: misalnya gas yang telah bocor, kebakaran kecil di technical room, kebocoran minyak di pipeline, dst. Kedua jenis shutdown ini dapat pula dipicu oleh spurious trip atau gagalnya sistem shutdown tanpa sebab sebab yang diketahui dengan jelas. lebih rendah levelnya dari PSD ialah USD, atau Unit shutdown. Perlu dicamkan penamaan bisa berbeda beda antar company, misalnya ada yang menyebutnya sebagai ESD1, ESD2, ESD3 dan seterusnya, ada yang menyebutkannya sebagai ESD, PSD, USD dan seterusnya. Tidak penting, yang penting pahami betul fi...