Skip to main content

High Cooling Rate pada Joint Pipe Line

"Saya mau tanya mengenai pendinginan dengan menggunakan air pada setiap joint yang selesai di welding pada offshore pipe line. Guna mempercepat proses laying biasanya selesai welding joint tersebut didinginkan dengan menggunakan air yang dispraykan (semprot). Sehingga UT testing bisa langsung dikerjakan tanpan menunggu waktu lama.
Pertanyaan saya:
1.Adakah ada code standard yang menginzinkan hal diatas.
2. Dari segi mechanical properties sejauh mana efectnya thd kekuatan pipa terutama yieldnya?
"



Tanya - novembri nov


Dear all

Saya mau tanya mengenai pendinginan dengan menggunakan air pada setiap joint yang selesai di welding pada offshore pipe line. Guna mempercepat proses laying biasanya selesai welding joint tersebut didinginkan dengan menggunakan air yang dispraykan (semprot). Sehingga UT testing bisa langsung dikerjakan tanpan menunggu waktu lama.

Pertanyaan saya:
1.Adakah ada code standard yang menginzinkan hal diatas.
2. Dari segi mechanical properties sejauh mana efectnya thd kekuatan pipa terutama yieldnya?


mohon jawabannya ya...



Tanggapan 1 - hasanuddin_inspector


Mas Nov

Ini untuk case offshore piling (during platform installation) atau laying offshore pipeline? Kok NDT-nya pake UT?? Rasanya mostly untuk pipeline adalah menggunakan 100% RT. UT biasanya dipakai untuk check laminasi saja (setelah cutting) dan jarang dipakai untuk inspeksi post weld di pipeline. Kalopun UT dipake untuk inspeksi, biasanya dipake probe type "panas" (yang celakanya suka lupa dibawa sama para NDT technician..:-( tuh, he he he)..

Cooling paska pengelasan, setahu saya (dibeberapa laybarge-nya offshore EPCI contractors) menggunakan kompresor (air cooled) dan bukan disemprot. As far as temperaturnya masuk dalam range-nya equipment NDT (tentunya setelah dicheck pake thermometer), ya artinya RT udah bisa distart. Biasanya butuh waktu 15-20 menit untuk "meniup" as-welded joint.

Kalo pake air (water) rasanya possibility untuk crack lebih besar. Makanya seringkali client mempersyaratkan integrated weldability trial untuk mengecek segala sesuatunya, termasuk possibility crack ini.


Tanggapan 2 - novembri nov


Ini benar adanya dia menggunakan Auto UT. Tapi yang menjadi concern saya yaitu pendinginan dg menyemprotkan air tersebut sehingga UT bisa langsung dilakukan....
Please advice..



Tanggapan 3 - Dirman Artib


Menarik pak....

Apakah dalam WPS yg udah jadi PQR dilakukan pendinginan dg air paska welding ?
Kalau tidak, menurut pandangan saya, WPS berarti tak mewakili kondisi sebenarnya, dengan kata lain range pemberlakuan WPS tidak valid.

Kalau kembali ke teori, apabila paska welding tsb. hasil welding yg disiram air masih pada fase austenite, maka pasti lah pendiginan air dan pendinginan udara akan berbeda. Jangan-jangan bisa masuk ke area martensit setelah dingin-cepat, kekerasan akan meningkat, resiko crack juga meningkat, sekaligus laju korosi meningkat.

(Mohon pencerahan para WE/WI yg lebih senior, maklum hanya pengamat welding pemula).



Tanggapan 4 - Arif.Wibisono@ikpt


Kalo lihat ke DNV OS F101 Appendix C, accelerated cooling diperbolehkan  dan merupakan item yang harus dicantumkan di WPS-nya, baik itu metode  maupun medium pendinginnya. Cuma disitu ga disebutkan detail masalah  metode dan medium.

Mungkin rekan-rekan WE/WI atau material engineer bisa memberi pencerahan  lebih lanjut, cmiiw.



Tanggapan 5 - novembri nov


Thx Pak Arif..
Tambahan, bisa lebih detail Pak DNV OS F 101 di hal berapa ya....(point berapa)?


Tanggapan 6 - Arif.Wibisono@ikpt


Appendix C, terutama table C-1 dan C-2. Saya kebetulan pake DNV F101  Oktober 2007



Tanggapan 7 - novembri nov


Pak Arif

Table C-1 isinya : number of bend test required for welder qualifiaction
Table C-2 isinya : Qualified principal welding position

Bisa lebih spesifik lagi Pak ...



Tanggapan 8 - NYOMAN PRIBADI WP


Pak Nove,

Mungkin yang bapak lihat (sama dengan saya) adalah DNV F101 January 2000 pak, sedangkan yang pak arif maksudkan DNV F101 October 2007..wadyuh..banyak jugya ya perubahannya.

Comments

Popular posts from this blog

DOWNLOAD BUKU: THE TRUTH IS OUT THERE KARYA CAHYO HARDO

  Buku ini adalah kumpulan kisah pengalaman seorang pekerja lapangan di bidang Migas Ditujukan untuk kawan-kawan para pekerja lapangan dan para sarjana teknik yang baru bertugas sebagai Insinyur Proses di lapangan. Pengantar Penulis Saya masih teringat ketika lulus dari jurusan Teknik Kimia dan langsung berhadapan dengan dunia nyata (pabrik minyak dan gas) dan tergagap-gagap dalam menghadapi problem di lapangan yang menuntut persyaratan dari seorang insinyur proses dalam memahami suatu permasalahan dengan cepat, dan terkadang butuh kecerdikan – yang sanggup menjembatani antara teori pendidikan tinggi dan dunia nyata (=dunia kerja). Semakin lama bekerja di front line operation – dalam hal troubleshooting – semakin memperkaya kita dalam memahami permasalahan-permasalahan proses berikutnya. Menurut hemat saya, masalah-masalah troubleshooting proses di lapangan seringkali adalah masalah yang sederhana, namun terkadang menjadi ruwet karena tidak tahu harus dari mana memulainya. Hal ters...

Leak Off Test

Prinsipnya LOT (leak off test) dilakukan untuk menentukan tekanan dimana formasi mulai rekah. Tujuannya: 1. Menentukan MASP (Max. Allowable Surface Pressure). Yaitu batasan max surface pressure yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 2. Dengan mengetahui MASP, berarti juga kita bisa mengetahui Max. mud weight yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 3. Menentukan Kick Tolerance. Yaitu maximum kick size yg masih bisa kita tolerir untuk dihandle. Parameter ini nantinya juga berperan untuk menentukan depth casing shoe yang aman dari sudut pandang well control issue. 4. Mengecek kualitas sealing antara cement dengan casing Tanya - BGP HSESupv. BGP.HSESupv@petrochina Dear all Saat masih di rig dulu saya sering mendengar istilah leak off test. dimana step2nya kira kira sebagai berikut 1. Cementing Job 2. TSK ,masuk string dan bor kurang lebih 3 meter dibawah shoe. 3. dilakukan ...

Shutdown System

Apa yang membedakan antara PSD dan ESD? Secara umum keduanya berfungsi "membawa" sistem pemroses ke "keadaan yang lebih aman". Namun secara spesifik PSD lebih ditujukan kepada sebab sebab Process Specific seperti: Overpressure di bagian hilir kompressor, temperatur tinggi di heater untuk fuel gas, level yang terlau rendah di slug catcher, dst. Sementara ESD lebih ditujukan untuk menanggulangi dampak dari suatu kejadian yang sudah terjadi: misalnya gas yang telah bocor, kebakaran kecil di technical room, kebocoran minyak di pipeline, dst. Kedua jenis shutdown ini dapat pula dipicu oleh spurious trip atau gagalnya sistem shutdown tanpa sebab sebab yang diketahui dengan jelas. lebih rendah levelnya dari PSD ialah USD, atau Unit shutdown. Perlu dicamkan penamaan bisa berbeda beda antar company, misalnya ada yang menyebutnya sebagai ESD1, ESD2, ESD3 dan seterusnya, ada yang menyebutkannya sebagai ESD, PSD, USD dan seterusnya. Tidak penting, yang penting pahami betul fi...