Skip to main content

Sand Blasting Standard Measurement

"Tujuan sandblasting adalah membersihkan permukaan suatu metal dari segala jenis kotoran seperti misalnya kulit besi, karat, kandungan garam, debu dan sebagainya, selain itu bertujuan untuk membentuk kekasaran pada permukaan besi agar dapat tercapai tingkat perekatan yang baik antara permukaan metal dengan bahan pelindung. Perlu diketahui berhasil atau gagalnya suatu pengecatan sangat tergantung pada tingkat kebersihan dan tingkat perekatan antara cat dan permukaan serta tingkat kepadatan dan perataan dari cat itu sendiri. Persiapan permukaan ini disesuaikan dengan tingkat keperluan dan mutu bahan cat. Oleh sebab itu dikeluarkanlah standard-standard tingkat kebersihan."


Tanya - Dirman Artib

  Pertama kali sukses buat "Acara Seminar Korosi" di Bandung, sayang saya  tidak bisa hadir.

  Rekan-rekan,
  Saya pernah interface dengan proses sand blasting beberapa tahun lalu di  sebuah project.  Tetapi ada pertanyaan sederhana di benak saya tentang   ukuran yang dipakai dalam proses sand blasting, yaitu SA (Standard American  ?).  Waktu itu requiremntl blasting-nya adalah SA 2.5.  Waktu itu saya disupport oleh Inspector yang melakukan pengukuran dengan sebuah alat ukur,  kalau inspector bilang OK, maka berarti sudah mencapai 2.5 SA.

  Pertanyaan :
  *      Apa artinya secara philosophy ukuran SA 2.5 itu ? (dari perspective
  Fisika)
  *      Apakah memang SA itu artinya Standard Amerika ?
  *      Adakah standard ukuran lain selain SA ?


  Mohon pencerahan terhadap pertanyaan yang sangat -sangat sederhana ini.




Tanggapan 1 - WIWA SE. ASIA / PACIFIC wiwa@cbn.net


Yth. Pak Dirman,

Saya coba jawab pertanyaan bapak. Tujuan sandblasting adalah membersihkan permukaan suatu metal dari segala jenis kotoran seperti misalnya kulit besi, karat, kandungan garam, debu dan sebagainya, selain itu bertujuan untuk membentuk kekasaran pada permukaan besi agar dapat tercapai tingkat perekatan yang baik antara permukaan metal dengan bahan pelindung. Perlu diketahui berhasil atau gagalnya suatu pengecatan sangat tergantung pada tingkat kebersihan dan tingkat perekatan antara cat dan permukaan serta tingkat kepadatan dan perataan dari cat itu sendiri. Persiapan permukaan ini disesuaikan dengan tingkat keperluan dan mutu bahan cat. Oleh sebab itu dikeluarkanlah standard-standard tingkat kebersihan.

Berbagai-macam proses pembersihan, dapat dilakukan dengan pencucian misalnya menggunakan solvent, dapat dilakukan dengan manual yaitu menggunakan hand tools, dapat dilakukan dengan alat pembersih mekanis seperti power tools, dan dapat dilakukan dengan penyemprotan partikel padat (abrasive). Sa adalah salah satu standard tingkat kebersihan yang dikeluarkan oleh Swedish Institute for Standards disingkat SIS. Kode Sa disini berarti standard kebersihan Swedish menggunakan Abrasive. 

Pengertian Sa.2.5 berarti pembersihan / penyemprotan metal menghampiri putih "near-white metal blast cleaning", dengan pengertian bahwa penyemprotan terhadap permukaan metal dilakukan sampai warnanya hampir putih. Secara kasat mata, warnanya mendekati putih, bersih dari segala kotoran seperti kulit besi, karat, bekas cat, debu, dan sebagainya, yang tertinggal hanya sedikit noda atau bintik kecil yang samar dan itupun tidak boleh lebih dari 5% dari total suatu permukaan yang dibersihkan. Untuk dapat mengetahui secara pasti bahwa tingkat kebersihan yang dikehendaki telah tercapai, dipakai acuan warna sebagai perbandingan berupa referensi warna permukaan disebut dengan visual pictorial surface standard. Sedangkan yang menggunakan alat dengan magnifier "surface profile comparator" gunanya untuk melihat tingkat kekasaran permukaan setelah sandblasting.

Standard-standard yang lain selain Swedish Standard yang digunakan untuk tingkat pembersihan permukaan ada beberapa, misalnya standard dari SSPC (Steel Structure Painting Council), NACE (National Association of Corrosion Engineers), ISO (International Organization for Standarization), SAA (Standard Australia), DS (Standard Denmark) dan JUS (Standard Jugoslavia), tetapi yang sangat umum digunakan saat ini adalah Standard Swedish, SSPC, dan NACE.

Demikianlah penjelasan saya, moga-moga bermanfaat.



Tanggapan 2 - Dirman Artib dirman.artib@amec


Pak Alex,
Wah terima kasih sekali nih atas pencerahan yang sistematik.  Tapi mau tambah lagi nih Pak
 
Kalau ukuran SA (katakan 2.5) itu permukaan "hampir" putih, berarti secara prinsip fisika pengukuran ini memakai prinsip optic atau dengan membaca warna (panjang gelombang electromagnetic) .  Lalu bagaimana ttg standard lain ?




Tanggapan 3 - Alex

Mohon kepada moderator milist agar attachment ini dapat diposting, terima  kasih banyak.

Yth. Pak Dirman,
Pengukuran dilakukan secara kasat mata yaitu dengan membandingkan warna  an hasil pembersihan permukaan yang dilakukan dengan standard visual  ingkat pembersihan yang disebut pictorial surface comparator (terlampir  ower-point format). Perbandingan dilakukan secara kasat mata bukan dengan  anjang gelombang electromagnetic.  edangkan untuk melihat tingkat kekasaran, dipergunakan optik itupun hanya  kaca pembesar saja untuk melihat tingkat kekasaran dari permukaan yang diblasting dibandingkan dengan standard yang diinginkan. Alat ini disebut  surface profile comparator. Untuk standard-standard pembersihan yang  lainnya, terlampir dalam format excel.
Moga-moga penjelasan ini bermanfaat.

Lihat Attachment ; Abrasive Cleaning Standard dan pictorial Standard




Tanggapan 4 - DNugraha@mcdermott


Dear all,
Selain dengan menggunakan surface profile comparator seperti apa yang dijelaskan oleh Pak Alex, cara lain untuk mengukur tingkat kekasaran
permukaan (surface profile/anchor pattern) adalah dengan menggunakan:

1. Depth Micrometer
Cara kerjanya: Pada permukaan yg sudah di blasting akan terbentuk surface profile yg terdiri dari "puncak" dan "lembah". Prinsipnya kita mengukur kedalaman "lembah" tsb dr "puncak". Ketika kita meletakan alat tsb diatas permukaan yg sudah di blasting, secara teori, alas Depth Micrometer akan terletak pada "puncak" . Depth Micrometer ini mempunyai "pin" berbentuk kerucut. Pin tersebut akan mengukur kedalaman
profile sampai menyentuh "lembah". Hasil pengukurannya bisa langsung kita lihat.

2. Replica Tape (disebut juga "Testex Press O-Film Tape")
Cara kerjanya:
Prinsipnya adalah "memindahkan" bentuk & kedalaman profile permukaan yg di blasting pada suatu lapisan film. Replica Tape ini memiliki "emulsion film of microscopic bubbles" yang menenempel pada lapisan "mylar" setebal 2 mil.  Replica Tape tsb (bagian emulsinya) ditempelkan pada permukaan yg sudah di blasting, dan kemudian kita menggosok lapisan mylar-nya dengan benda tumpul (misal ujung pensil, sehingga akan terbentuk profile pada lapisan emulsinya (lapisan emulis terkompresi akibat gosokan) sesuai dengan kekasaran permukaan. Bagian "puncak" di permukaan yg diblasting akan menjadi "lembah" pada lapisan emulsi, dan sebaliknya bagian "lembah" akan menjadi "puncak".
Sedangkan lapisan mylar-nya tetap tebalnya (tidak ter-kompresi). Kemudian kita ukur ketebalan lapisan film tsb dengan menggunakan "spring-loaded micrometer". Yang terukur adalah ketebalan lapisan emulsi yg terkompresi (menggambarkan kedalamn profile) dan ketebalan lapisan mylar. Jadi, kedalaman profilenya adalah hasil pengukuran yg terlihat pada mikrometer dikurangi 2 mill (tebal lapisan mylar)
 

Comments

  1. trianjaya as
    bapak Alex,
    saya sangat tertarik sekali dengan uraian yang telah disampaikan oleh bapak.
    saya ingin melihat contoh standard visual yang telah bapak attach kan, maaf bisa saya lihat dimana ya?dengan cara bagaimana?
    terima kasih,
    salam,
    trianjaya

    ReplyDelete
  2. saya marsudi
    pernah memimpin pekerjaan sandblasting and painting. mungkin kalo membutuhkan man power spesialist sand blasting bisa hubungi saya. bbm pin 746074fd atau hp.082157947077 sekian besar harapan saya untuk pekerjaan ini.
    terimakasih

    ReplyDelete
  3. Bersama e-mail ini, sayaYoga Firmansyah, bermaksud memperkenalkan perusahaan
    kami, PT. Tosanda Dwi Sapurwa, yang bergerak di bidang Heavy Duty
    Paint Applicator (Abrasive Blasting & Coating Specialist) dan General Trade Equipment
    Sandblasting, Painting dan Measuring Test .
    PT. Tosanda Dwi Sapurwa telah memiliki pengalaman lebih dari 25 tahun
    dan telah melayani banyak perusahaan dari berbagai macam industri,
    antara lain food industry, power plant, construction, oil and gas, dan industri lain
    dengan menangani berbagai macam obyek aset, antara lain steel
    structure, pipe, machinery dan equipment, tanks, floor dan lain
    sebagainya.
    PT. Tosanda Dwi Sapurwa juga memiliki sertifikasi profesional dan
    terdaftar sebagai :

    - Member of SSPC (Society for Protective Coating) ID. #1111120862
    - Member of NACE International ID. #264095
    - Member of ASCOATINDO (Indonesian Coating Assocation) ID. #122.AA.10.06

    Yoga Firmansyah || 082310440213

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

DOWNLOAD BUKU: THE TRUTH IS OUT THERE KARYA CAHYO HARDO

  Buku ini adalah kumpulan kisah pengalaman seorang pekerja lapangan di bidang Migas Ditujukan untuk kawan-kawan para pekerja lapangan dan para sarjana teknik yang baru bertugas sebagai Insinyur Proses di lapangan. Pengantar Penulis Saya masih teringat ketika lulus dari jurusan Teknik Kimia dan langsung berhadapan dengan dunia nyata (pabrik minyak dan gas) dan tergagap-gagap dalam menghadapi problem di lapangan yang menuntut persyaratan dari seorang insinyur proses dalam memahami suatu permasalahan dengan cepat, dan terkadang butuh kecerdikan – yang sanggup menjembatani antara teori pendidikan tinggi dan dunia nyata (=dunia kerja). Semakin lama bekerja di front line operation – dalam hal troubleshooting – semakin memperkaya kita dalam memahami permasalahan-permasalahan proses berikutnya. Menurut hemat saya, masalah-masalah troubleshooting proses di lapangan seringkali adalah masalah yang sederhana, namun terkadang menjadi ruwet karena tidak tahu harus dari mana memulainya. Hal ters...

Leak Off Test

Prinsipnya LOT (leak off test) dilakukan untuk menentukan tekanan dimana formasi mulai rekah. Tujuannya: 1. Menentukan MASP (Max. Allowable Surface Pressure). Yaitu batasan max surface pressure yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 2. Dengan mengetahui MASP, berarti juga kita bisa mengetahui Max. mud weight yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 3. Menentukan Kick Tolerance. Yaitu maximum kick size yg masih bisa kita tolerir untuk dihandle. Parameter ini nantinya juga berperan untuk menentukan depth casing shoe yang aman dari sudut pandang well control issue. 4. Mengecek kualitas sealing antara cement dengan casing Tanya - BGP HSESupv. BGP.HSESupv@petrochina Dear all Saat masih di rig dulu saya sering mendengar istilah leak off test. dimana step2nya kira kira sebagai berikut 1. Cementing Job 2. TSK ,masuk string dan bor kurang lebih 3 meter dibawah shoe. 3. dilakukan ...

Shutdown System

Apa yang membedakan antara PSD dan ESD? Secara umum keduanya berfungsi "membawa" sistem pemroses ke "keadaan yang lebih aman". Namun secara spesifik PSD lebih ditujukan kepada sebab sebab Process Specific seperti: Overpressure di bagian hilir kompressor, temperatur tinggi di heater untuk fuel gas, level yang terlau rendah di slug catcher, dst. Sementara ESD lebih ditujukan untuk menanggulangi dampak dari suatu kejadian yang sudah terjadi: misalnya gas yang telah bocor, kebakaran kecil di technical room, kebocoran minyak di pipeline, dst. Kedua jenis shutdown ini dapat pula dipicu oleh spurious trip atau gagalnya sistem shutdown tanpa sebab sebab yang diketahui dengan jelas. lebih rendah levelnya dari PSD ialah USD, atau Unit shutdown. Perlu dicamkan penamaan bisa berbeda beda antar company, misalnya ada yang menyebutnya sebagai ESD1, ESD2, ESD3 dan seterusnya, ada yang menyebutkannya sebagai ESD, PSD, USD dan seterusnya. Tidak penting, yang penting pahami betul fi...