Skip to main content

Motor Listrik

Ada tipe motor namanya inverter duty motor yang punya pengertian  motor didesain untuk input range frekuensi inverter yang digunakan.  Perbedaan  dibandingkan motor yang bukan tipe inverter duty adalah pada  torsi output motor pada variasi speed.


Tanya - agung wirjawan


Mohon pencerahan dari rekan-rekan milis migas : motor induksi 3 phasa, tipe squirrel cage, 380 VAC, 2 pole, speed rotor max 3000 rpm, dikontrol menggunakan inverter 0 - 50 Hz, yang ingin saya ketahui, untuk pemakaian tidak kontinyu (15 - 20 menit) berapa frequency drive atau rpm minimum yang diijinkan ?

terima kasih


Tanggapan 1 - Yuliwanto


Pak Agung,

Sepertinya minimum speed yang diperbolehkan untuk motor ada pada data sheet motor yang dikeluarkan oleh Vendor.


Tanggapan 2 - agung wirjawan


Kebetulan tidak ada datanya pak, beberapa teman mengatakan untuk pemakaian kontinyu sebaiknya tidak lebih rendah dari setengah rpm maksimumnya, karena bisa overheat dan terbakar, menurut logika saya untuk pemakaian tidak kontinyu mestinya bisa lebih rendah lagi, alasan lain adalah inverter didesain untuk frek output dari 0-50Hz, kalau motornya hanya boleh dioperasikan dari 25-50Hz, artinya inverter tidak usefull. thx anyway


Tanggapan 3 - adipriot@technip

Pak Agung,

Setau saya ada tipe motor namanya inverter duty motor yg punya pengertian  motor didesain untuk input range frekuensi inverter yang digunakan.  perbedaan  dibandingkan motor yg bukan tipe inverter duty adalah pada  torsi output motor pada variasi speed. Lalu yg bapak maksud dengan kondisi  panas memang itu disebabkan gelombang sinus yg dikeluarkan drive tidak  murni mengakibatkan kegagalan pada lilitan karena terjadinya temperature  rise diatas normal...cmiiw.

Lebih baik menggunakan motor yang satu manufaktur dengan produk  inverternya biar lebih klop dan kalo' ada trouble yg motor ngk nyalahin  inverternya atau yg inverter nyalahin motornya.


Tanggapan 4 - kusuma

Pak Agung,

Inverter memang bisa mengatur kecepatan motor induksi mulai dari 0 rpm hingga kec. maksimum. Namun motor induksi-biasa, tidak didesain untuk beroperasi pada kecepatan rendah dengan beban maksimum. Daerah operasi normalnya adalah sedikit di bawah kecepatan maksimum. Jika bapak ingin mengoperasikannya pada kecepatan rendah, maka bebannya juga harus lebih rendah sehingga motor tidak overload. Selain itu, jika motor induksi dioperasikan pada kecepatan rendah, torsi motor tidak stabil sehingga kecepatannya menjadi tidak stabil terhadap perubahan beban. Hal ini bisa dilihat dari kurva karakteristik torsi-kecepatan motor induksi. Kecuali jika bapak menggunakan inverter jenis flux vector drive (motornyapun harus motor induksi khusus), maka bapak bisa mengoperasikannya pada kecepatan rendah dengan beban maksimum, karena untuk jenis ini torsi motor bisa diatur.
Untuk operasi kecepatan rendah dengan beban maksimum, biasanya digunakan gigi reduksi, drive jenis kopling magnetic (Eddy current drive), atau menggunakan motor DC. Untuk operasi tidak kontinyu, yang penting diperhatikan adalah motor tersebut cukup istirahat (dingin) untuk start berikutnya. Bapak juga bisa menggunakan motor induksi jenis intermittent duty, yang didesain khusus untuk operasi non-kontinyu.

Demikian pak, mohon koreksinya jika ada yang salah.

Comments

  1. slmt siang,
    saya coba jwb ya,.
    pada prinsipnya motor mematuhi hukum Torsi brbanding terbalik dgn kecepatan, jadi pada motor induksi seandainya kecepatan ( rpm ) turun maka otomatis kemampuan torsi meningkat, jadi disini inverter berfungsi sbg speed reducer, jadi tdk ada batas minimal kecepatan yg mengakibatkan motor rusak, sebab yang di ubah adalah frequencynya bkn arusnya, dan frequencypun ya terserah mau diset berapa, tergantung kekuatan dari magnetic kopelnya, sebab semakin rendah frequency maka akan semakin rendah medan magnet yang berubah sehingga kopelnya lama2 ilang,. oke browwww,..

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

DOWNLOAD BUKU: THE TRUTH IS OUT THERE KARYA CAHYO HARDO

  Buku ini adalah kumpulan kisah pengalaman seorang pekerja lapangan di bidang Migas Ditujukan untuk kawan-kawan para pekerja lapangan dan para sarjana teknik yang baru bertugas sebagai Insinyur Proses di lapangan. Pengantar Penulis Saya masih teringat ketika lulus dari jurusan Teknik Kimia dan langsung berhadapan dengan dunia nyata (pabrik minyak dan gas) dan tergagap-gagap dalam menghadapi problem di lapangan yang menuntut persyaratan dari seorang insinyur proses dalam memahami suatu permasalahan dengan cepat, dan terkadang butuh kecerdikan – yang sanggup menjembatani antara teori pendidikan tinggi dan dunia nyata (=dunia kerja). Semakin lama bekerja di front line operation – dalam hal troubleshooting – semakin memperkaya kita dalam memahami permasalahan-permasalahan proses berikutnya. Menurut hemat saya, masalah-masalah troubleshooting proses di lapangan seringkali adalah masalah yang sederhana, namun terkadang menjadi ruwet karena tidak tahu harus dari mana memulainya. Hal ters...

Leak Off Test

Prinsipnya LOT (leak off test) dilakukan untuk menentukan tekanan dimana formasi mulai rekah. Tujuannya: 1. Menentukan MASP (Max. Allowable Surface Pressure). Yaitu batasan max surface pressure yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 2. Dengan mengetahui MASP, berarti juga kita bisa mengetahui Max. mud weight yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 3. Menentukan Kick Tolerance. Yaitu maximum kick size yg masih bisa kita tolerir untuk dihandle. Parameter ini nantinya juga berperan untuk menentukan depth casing shoe yang aman dari sudut pandang well control issue. 4. Mengecek kualitas sealing antara cement dengan casing Tanya - BGP HSESupv. BGP.HSESupv@petrochina Dear all Saat masih di rig dulu saya sering mendengar istilah leak off test. dimana step2nya kira kira sebagai berikut 1. Cementing Job 2. TSK ,masuk string dan bor kurang lebih 3 meter dibawah shoe. 3. dilakukan ...

Shutdown System

Apa yang membedakan antara PSD dan ESD? Secara umum keduanya berfungsi "membawa" sistem pemroses ke "keadaan yang lebih aman". Namun secara spesifik PSD lebih ditujukan kepada sebab sebab Process Specific seperti: Overpressure di bagian hilir kompressor, temperatur tinggi di heater untuk fuel gas, level yang terlau rendah di slug catcher, dst. Sementara ESD lebih ditujukan untuk menanggulangi dampak dari suatu kejadian yang sudah terjadi: misalnya gas yang telah bocor, kebakaran kecil di technical room, kebocoran minyak di pipeline, dst. Kedua jenis shutdown ini dapat pula dipicu oleh spurious trip atau gagalnya sistem shutdown tanpa sebab sebab yang diketahui dengan jelas. lebih rendah levelnya dari PSD ialah USD, atau Unit shutdown. Perlu dicamkan penamaan bisa berbeda beda antar company, misalnya ada yang menyebutnya sebagai ESD1, ESD2, ESD3 dan seterusnya, ada yang menyebutkannya sebagai ESD, PSD, USD dan seterusnya. Tidak penting, yang penting pahami betul fi...