Skip to main content

Sertifikasi di Bidang Risk Management

Jika belum banyak pengalaman, saran saya, bekerja dengan giat, tekun, dan bersemangat, sehingga punya hands-on experience yang memadai. Saya tidak bicara 1 - 2 tahun di sini, melainkan 5- 7 tahun. Tidak ada sesuatu yang instan yang kemanfaatan nya melebihi kemudratannya, kalaupun ada karir yang instan pasti ada efek sampingnya.



Tanya - Vishwa Pradana


Dear Milister,
Saya bekerja di salah satu perusahaan Risk Management Consultant, ingin menanyakan, kira-kira training apa saja yang bisa saya ikuti agar bisa mendapatkan sertifikasi? Saya baru bekerja 1 bulan, belum ada pengalaman. Ada info yang pernah saya dengar bahwa untuk ikut training di bidang ini harus memiliki pengalaman atau kualifikasi/sertifikasi tertentu baru bisa dipanggil. Step apa saja yang harus dilakukan karena saya disini belum ada pengalaman? Bidang yang sedang saya pelajari adalah:
Operational Risk Survey,Hazard and Operability Study,Reliability study,Risk assessment, dan Review Process Safety Management. Terimakasih atas info nya.


Tanggapan 1 - Crootth Crootth


Dear Mas Vishwa,

Jika belum banyak pengalaman, saran saya, bekerja dengan giat, tekun, dan bersemangat, sehingga punya hands-on experience yang memadai. Saya tidak bicara 1 - 2 tahun di sini, melainkan 5- 7 tahun. Tidak ada sesuatu yang instan yang kemanfaatan nya melebihi kemudratannya, kalaupun ada karir yang instan pasti ada efek sampingnya.

Mungkin tidak tepat sertifikasinya seperti yang anda bayangkan, tapi berikut adalah saran saya: segera setelah lewat 3 tahun bolehlah anda mengikuti sertifikasi CFSP (buka www.cfse.org ) atau TUV FS Eng (buka www.tuvasi.com) , beayanya kira kira 3500 USD atau sekitar 30-33 juta rupiah belum termasuk akomodasi, makan dan transportasi. Dengan risiko tidak lulus uang tak kembali Sejauh ini tingkat kelulusan keduanya sekira 50-80%. 

Di luar itu ada NEBOSH International Certification in Oil and Gas Operational Safety yang sekarang lagi naik daun, dan laku keras di timur tengah sana. Bayar sekitar 2400 USD ikuti trainingnya dan (jika lulus) nikmati sertifikatnya. Indonesia memiliki salah satu distinguished certified person yang saat ini bahkan sedang ditawari jadi examiner, betapa hebatnya putra putri indonesia!

Tetap semangat, tekun dan giat bekerja, jangan pikirkan K-idol, K-pop atau KARA, mereka akan berlalu..


Tanggapan 2 - Vishwa Pradana


Waaah terimakasih pak atas infonya. Kebetulan kemarin ada rekan yang mau daftar NEBOSH tapi sudah ada pengalaman 3 tahun di Risk Survey. Jadi ada bayangan tentang strategi ke depan gimana, semoga masih "konsisten" di bidang ini. Oh ya pak mau bertanya lagi, fakta di lapangan nanti, apakah perusahaan melihat "merk" sertifikatnya (NEBOSH, CFSP, TUV FS Eng, dll) atau jenis keahlian yang dibutuhkan di perusahaan tersebut (misal HSE, K3, Risk Management, Reliability, dll) ketika akan merekrut? Terimakasih dan Salam Kenal pak. =)


Tanggapan 3 - Crootth Crootth


Sebenarnya inti dari pesan saya adalah: menjalani pekerjaan dengan sungguh sungguh dan giat/tekun itu jauh lebih baik dari segala sertifikasi.

Tentu saja sertifikasi akan membantu, mengingat pengakuan perusahaan-perusahaan terhadap kredibilitas penyelenggara sertifikasinya. Namun kan mahal beayanya, jadi pertimbangkan untung ruginya. Ikut sertifikasi bukan hanya untuk siap ngga lulus, tapi siap juga lulus menanggung beban sertifikasi yang disandang.

Jangan hanya dapat sertifikasinya tapi tak mampu menyelesaikan problematika tekhnikal di bidang yang dikuasainya.


Tanggapan 4 - Saptohw


Betul Mas Gharonk,

Sertifikasi atau certificate untuk training itu tdk begitu penting. Pengalaman saya di Risk Management, saya tidak punya certificate apapun, tapi syukurlah masih laku keras diluar.
Mereka tdk pernah tanya certificate saya, yang mereka tanya caranya saja secara teori & praktek.
Dan yang paling penting adalah cara penyampaiannnya.

Comments

Popular posts from this blog

DOWNLOAD BUKU: THE TRUTH IS OUT THERE KARYA CAHYO HARDO

  Buku ini adalah kumpulan kisah pengalaman seorang pekerja lapangan di bidang Migas Ditujukan untuk kawan-kawan para pekerja lapangan dan para sarjana teknik yang baru bertugas sebagai Insinyur Proses di lapangan. Pengantar Penulis Saya masih teringat ketika lulus dari jurusan Teknik Kimia dan langsung berhadapan dengan dunia nyata (pabrik minyak dan gas) dan tergagap-gagap dalam menghadapi problem di lapangan yang menuntut persyaratan dari seorang insinyur proses dalam memahami suatu permasalahan dengan cepat, dan terkadang butuh kecerdikan – yang sanggup menjembatani antara teori pendidikan tinggi dan dunia nyata (=dunia kerja). Semakin lama bekerja di front line operation – dalam hal troubleshooting – semakin memperkaya kita dalam memahami permasalahan-permasalahan proses berikutnya. Menurut hemat saya, masalah-masalah troubleshooting proses di lapangan seringkali adalah masalah yang sederhana, namun terkadang menjadi ruwet karena tidak tahu harus dari mana memulainya. Hal tersebut

Leak Off Test

Prinsipnya LOT (leak off test) dilakukan untuk menentukan tekanan dimana formasi mulai rekah. Tujuannya: 1. Menentukan MASP (Max. Allowable Surface Pressure). Yaitu batasan max surface pressure yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 2. Dengan mengetahui MASP, berarti juga kita bisa mengetahui Max. mud weight yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 3. Menentukan Kick Tolerance. Yaitu maximum kick size yg masih bisa kita tolerir untuk dihandle. Parameter ini nantinya juga berperan untuk menentukan depth casing shoe yang aman dari sudut pandang well control issue. 4. Mengecek kualitas sealing antara cement dengan casing Tanya - BGP HSESupv. BGP.HSESupv@petrochina Dear all Saat masih di rig dulu saya sering mendengar istilah leak off test. dimana step2nya kira kira sebagai berikut 1. Cementing Job 2. TSK ,masuk string dan bor kurang lebih 3 meter dibawah shoe. 3. dilakukan

Apa itu HSE ?

HSE adalah singkatan dari Health, Safety, Environment. HSE merupakan salah satu bagian dari manajemen sebuah perusahaan. Ada manejemen keuangan, manajemen sdm, dan juga ada Manajemen HSE. Di perusahaan, manajemen HSE biasanya dipimpin oleh seorang manajer HSE, yang bertugas untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan seluruh program HSE. Program  HSE disesuaikan dengan tingkat resiko dari masing-masing bidang pekerjaan. Misal HSE Konstruksi akan beda dengan HSE Pertambangan dan akan beda pula dengan HSE Migas . Pembahasan - Administrator Migas Bermula dari pertanyaan Sdr. Andri Jaswin (non-member) kepada Administrator Milis mengenai HSE. Saya jawab secara singkat kemudian di-cc-kan ke Moderator KBK HSE dan QMS untuk penjelasan yang lebih detail. Karena yang menjawab via japri adalah Moderator KBK, maka tentu sayang kalau dilewatkan oleh anggota milis semuanya. Untuk itu saya forward ke Milis Migas Indonesia. Selain itu, keanggotaan Sdr. Andry telah saya setujui sehingga disk