Skip to main content

Over Load Relay Trip

Tidak akan berbahaya bila men setting overload relay di atas nilai arus full load motor sepanjang time current curve dari overload relay sesuai dengan kurva motor tsb. Pada banyak kasus memang sering overload relay disetting melebihi arus full load motor untuk membolehkan motor di start, makanya perlu di check time current curve dari relay tsb dan kurva motor nya untuk mendapatkan setting yg akurat dan tidak membahayakan motor.


Tanya - syamsul_mansur


Dear Milliser,

Saya mengalami masalah dimana Over Load Relay pada salah satu compressor selalu trip, data arus pada name plate motor sebesar 78.6 A sedangkan Rating Over Load Relay yg saya pakai sebesar : 37 A - 50 A.

Pertanyaan saya adalah :
1. Apakah Over Load Relay yg dipakai ratingnya terlalu kecil untuk beban motor tsb ?
2. Apakah ada perhitungan tertentu untuk menentukan besarnya nilai Over Load Relay thd suatu beban ?
3. Adakah kemungkinan kerusakan pada motor, sehingga menyebabkan nilai arus yg semakin besar ?

Terima kasih atas kesediaan rekan-rekan untuk menanggapinya.


Tanggapan 1 - budhirahardjo2000


Pak Syamsul,

Setting Bapak terlalu kecil biasanya setting diatas arus nominalnya,setelah melebihi margin Rated Current beberapa waktu baru dia trip apabila penyebab overloads tidak diatasi,misalnya tersangkut serpihan kalau serpihan sudah lepas pada beban motor yang menimbulkan beban melebihi nominalnya teratasi,pada margin yang diperbolahkan mk motor kembali bekerja normal tidak trip.dibawah ini contoh settingnya:

EQUIPMENT RATING FLA (A) based on NEC MCP TYPE MCP SETTING (A) OVERLOAD CURRRENT PROTECTIVE DEVICE Overload Setting (A)
MCP SETTING MCP SETTING
Amps Adj. Range TYPE Adj. Range

125 HP 156 250 1250 - 2500 1248 MPR MP-3000 153 - 270 207

Karena format diatas tidak jelas,jadi FLA = 156 A, Overload Settingnya 207,sekitar 25 % sampai 30 %.Motor tidak akan Trip sampai penyebab beban lebihnya teratasi dalam beberapa saat.Tapi kalau bapak pilih kalau dibebani langsung trip kalau tanpa beban aman.Mungkin pada saat beban nol juga trip,kalau pada rotornya sudah terjadi beban gesek akibat polusi misalnya.

Mudah-mudahan bermanfaat.


Tanggapan 2 - Ahfas, Amir


Dear Pak Mansyur,

Menurut saya,

1. Seharusnya Over Load Relay di-set pada setting arus nominal motor, pada kasus Bapak, seharusnya yang dipakai adalah Over Load Relay dengan range (misal) 70-90A.

2. Untuk beban motor tidak diperlukan perhitungan tertentu karena kurva karakteristik OLR sudah disesuaikan dengan setting arusnya oleh manufakturer. Namun, untuk beban feeder, barangkali rekan2 yang lain bisa membantu menjelaskan bagaimana standard practice-nya...

3. Jika starter motor sering trip dan dipaksakan untuk start lagi sebelum dingin, tentunya akan ada efeknya terhadap motor.


Tanggapan 3 - Ca Janh

1. Setting pick-up nya pak yang di bold. Berdasarkan CT error  rata2 , 5%, pick-up setting = iFL/95% atau 105% dari FL nya motor.
2. Untuk beban feeder, gak ada yang pasti pak, tergantung karakteristik orang yang membuatnya, ada yang setting berdasarkan I peak dengan largest motor starting, ada juga yang seting dengan ditambahin 1.25 IFL largest motor.
Berdasrakan buku alsthom, minum pick-up setting tidak boleh lebih kecil dari 3x largest fuse downstreamnya.


Tanggapan 4 - Abhie Dhira


Pak Samsul,

Relay bapak terllu kecil settingan nya..
kalo sudah maksimal, bapak terpksa ganti overload relay yg kapsitas lebih besar.
setting 125 % FLA.
Pertimbangkan juga, starting current..

Semoga membantu..


Tanggapan 5 - fauzul akbar


Kalo boleh sedikit nambahi,
sebenernya info Pak Syamsul mesti dilengkapi juga.
Apakah sensing overloadnya langsung connected ke power circuit atau lewat CT dulu. Selain itu perlu dilihat apakah relay tersebut murni memakai bimetal atau sudah menggunakan numerical proccessor sebagai motor thermal replica nya.
Untuk singkatnya, coba Pak Samsul lihat dulu manual si Overload Relay. Mestinya dia punya tripping curve nya. Dari sana akan kelihatan area kerja & sensitivitas seperti apa. Setting 25%-30% yang disebutkan di email2 terdahulu itupun mesti melihat karakteristik tripping curve nya relay dan service factor relay. Karena umum juga setting dipasang di nilai FLA nya karena OL relay yg bersangkutan telah diketahui akan bekerja pada 110% nilai FLA untuk motor dengan service factor 1.

note :
untuk kondisi yang ideal mestinya kita bersyukur jika relay kita trip. Artinya mereka telah bekerja melindungi peralatan dengan baik (telah memenuhi parameter sensitivity). Namun, untuk selanjutnya perlu juga dilihat apakah trippingnya cukup selective atau tidak. Lebih jauh lagi kita juga perlu meninjau reliability relay nya sendiri. Sehingga perlu ditekankan bahwa trip belum tentu karena akibat relay kita rusak.


Tanggapan 6 - syamsul_mansur

Dear Miliser,

Terima kasih atas semua masukan dari rekan2 sekalian, nanti saya coba ganti Over Load Relaynya dg setting yg lebih besar.

Buat Bung Ahfas dan yg laen ..
Setting Over load Relay yg lebih besar dari arus motor bila
terjadi beban lebih apakah itu gak membahayakan motor(terbakar)?


Tanggapan 7 - berlian syako


Pak Syam,
Tidak akan berbahaya bila men setting overload relay di atas nilai arus full load motor sepanjang time current curve dari overload relay sesuai dengan kurva motor tsb. Pada banyak kasus memang sering overload relay disetting melebihi arus full load motor untuk membolehkan motor di start, makanya perlu di check time current curve dari relay tsb dan kurva motor nya untuk mendapatkan setting yg akurat dan tidak membahayakan motor.

Comments

Popular posts from this blog

DOWNLOAD BUKU: THE TRUTH IS OUT THERE KARYA CAHYO HARDO

  Buku ini adalah kumpulan kisah pengalaman seorang pekerja lapangan di bidang Migas Ditujukan untuk kawan-kawan para pekerja lapangan dan para sarjana teknik yang baru bertugas sebagai Insinyur Proses di lapangan. Pengantar Penulis Saya masih teringat ketika lulus dari jurusan Teknik Kimia dan langsung berhadapan dengan dunia nyata (pabrik minyak dan gas) dan tergagap-gagap dalam menghadapi problem di lapangan yang menuntut persyaratan dari seorang insinyur proses dalam memahami suatu permasalahan dengan cepat, dan terkadang butuh kecerdikan – yang sanggup menjembatani antara teori pendidikan tinggi dan dunia nyata (=dunia kerja). Semakin lama bekerja di front line operation – dalam hal troubleshooting – semakin memperkaya kita dalam memahami permasalahan-permasalahan proses berikutnya. Menurut hemat saya, masalah-masalah troubleshooting proses di lapangan seringkali adalah masalah yang sederhana, namun terkadang menjadi ruwet karena tidak tahu harus dari mana memulainya. Hal ters...

Leak Off Test

Prinsipnya LOT (leak off test) dilakukan untuk menentukan tekanan dimana formasi mulai rekah. Tujuannya: 1. Menentukan MASP (Max. Allowable Surface Pressure). Yaitu batasan max surface pressure yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 2. Dengan mengetahui MASP, berarti juga kita bisa mengetahui Max. mud weight yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 3. Menentukan Kick Tolerance. Yaitu maximum kick size yg masih bisa kita tolerir untuk dihandle. Parameter ini nantinya juga berperan untuk menentukan depth casing shoe yang aman dari sudut pandang well control issue. 4. Mengecek kualitas sealing antara cement dengan casing Tanya - BGP HSESupv. BGP.HSESupv@petrochina Dear all Saat masih di rig dulu saya sering mendengar istilah leak off test. dimana step2nya kira kira sebagai berikut 1. Cementing Job 2. TSK ,masuk string dan bor kurang lebih 3 meter dibawah shoe. 3. dilakukan ...

Shutdown System

Apa yang membedakan antara PSD dan ESD? Secara umum keduanya berfungsi "membawa" sistem pemroses ke "keadaan yang lebih aman". Namun secara spesifik PSD lebih ditujukan kepada sebab sebab Process Specific seperti: Overpressure di bagian hilir kompressor, temperatur tinggi di heater untuk fuel gas, level yang terlau rendah di slug catcher, dst. Sementara ESD lebih ditujukan untuk menanggulangi dampak dari suatu kejadian yang sudah terjadi: misalnya gas yang telah bocor, kebakaran kecil di technical room, kebocoran minyak di pipeline, dst. Kedua jenis shutdown ini dapat pula dipicu oleh spurious trip atau gagalnya sistem shutdown tanpa sebab sebab yang diketahui dengan jelas. lebih rendah levelnya dari PSD ialah USD, atau Unit shutdown. Perlu dicamkan penamaan bisa berbeda beda antar company, misalnya ada yang menyebutnya sebagai ESD1, ESD2, ESD3 dan seterusnya, ada yang menyebutkannya sebagai ESD, PSD, USD dan seterusnya. Tidak penting, yang penting pahami betul fi...