Skip to main content

Process vs Process Safety

Anda di sektor Petrokimia, Migas atau EPC contractor ?

Di Indonesia regulasi utk hal2 spesifik process safety belum berkembang. Beda dengan di Australia, Amerika atau Europe khususnya Inggris. Bahkan sudah ada wacana safety case regulation bakal berlaku di Amrik dan sudah ada negara di middle east yang akan memberlakukan hal tsb di tahun ini. Jadi perkembangannya sangat menarik menurut saya.


Tanya - "hartono_nyoto"

Senior2 migas disini semua, saya mau tanya perbedaan process dan process safety itu bagaimana yah? Untuk perkembangan ke depannya apakah process safety itu cukuo menarik baik di indonesia maupun overseas? Kebetulan saat ini, di perusahaan saya sedang ada prospek utk mebuka departemen process safety. Apakah wajar seorg engineer 6-8 thn untuk berpindah departemen, mis dr process ke process safety, atau sebaliknya.

Thanks a lot atas masukannya.


Tanggapan 1 - Alviansyah (Moderator KBK HSE)

Pak Hartono,

Anda di sektor Petrokimia, Migas atau EPC contractor ?

Di Indonesia regulasi utk hal2 spesifik process safety belum berkembang Pak.

Beda dengan di Australia, Amerika atau Europe khususnya Inggris. Bahkan sudah ada wacana safety case regulation bakal berlaku di Amrik dan sudah ada negara di middle east yg akan memberlakukan hal tsb di tahun ini. Jadi perkembangannya sangat menarik menurut saya.

Dan jika Amerika jadi memberlakukan regulasi tsb maka impactnya akan besar ke perusahaan yg punya shareholder yg sama yg berada di Indonesia alias semakin menarik sekali prospeknya.

Kedua jurusan pekerjaan ini beda di deliverables dan spesialisasi keilmuannya walau memang dominan dari teknik kimia tentunya dan tidak menutup kemungkinan dari jurusan teknik yg satu fakultas. Contoh deliverable process engineering package seperti line list, line sizing, compressor surge control, P&ID, PFD, operating philosophy, dst.berikut software seperti Hysis dan Pro2 adalah domain process engineer.

Sementara software dgn contoh Phast, Cirrus, Fred, dst.berikut deliverable seperti Hazardous Area Classification, Spacing and layout distance, HSE philosophy, QRA, FERA, dst.adalah contoh produk dokumen yg diprakarsai process safety engineer. Lebih jauh lagi pasti ada yg dikerjakan oleh kawan2 yg di operator company, EPC dan specialized vendor. Tentu training dan basic knowledge yg diperlukan akan berbeda dan hal ini sudah pernah dibahas beberapa kali sebelumnya, jadi silakan cek di arsip milist Migas ini.

Untuk pindah saya kira tergantung passion seseorang dan merasa lebih cocok dimana, saya sendiri sebelumnya process engineer selama 5 tahun kurang yg pindah ke arena HSE dan process safety sampai sekarang. Ada banyak cerita process eng yg pindah jurusan seperti ini yg saya ketahui dan sebaliknya ada beberapa cerita yg juga pindah dari process safety engineering ke process engineering diantara kawan2 disini.


Tanggapan 2 - Cahyo hardo

Kalau saya punya rule of thumb terhadap karir mas. Maximum 5 tahun di posisi yg sama. Pindah departemen sebelum masuk angka 5 tahun, kalau tidak ada yg salah, entah kita sendiri atau perusahaannya.

Dari sini paling tidak bisa mengeliminate penyakit yg banyak di kalangan pekerja migas KKKS, yaitu feel comfort. Jadinya nanti malas, jadinya malah takut bersaing dan cuma jadi penumpang saja di organisasi perusahaan.


Tanggapan 3 - DAM

Suka nih dengan komen begawan processnya KMI: Cahyo..

Tapi intinya saya setuju kalau KPI nya 5 tahun saja, meminjam sahabat saya vidya yang berucap : "In the cozy zone there are no dynamics / challenges, in the challenge's zone there are no comfort".

Atau seperti kata Ayu Utami, jika terlalu comfort maka kita akan jadi parasit nyaman...

Comments

Popular posts from this blog

DOWNLOAD BUKU: THE TRUTH IS OUT THERE KARYA CAHYO HARDO

  Buku ini adalah kumpulan kisah pengalaman seorang pekerja lapangan di bidang Migas Ditujukan untuk kawan-kawan para pekerja lapangan dan para sarjana teknik yang baru bertugas sebagai Insinyur Proses di lapangan. Pengantar Penulis Saya masih teringat ketika lulus dari jurusan Teknik Kimia dan langsung berhadapan dengan dunia nyata (pabrik minyak dan gas) dan tergagap-gagap dalam menghadapi problem di lapangan yang menuntut persyaratan dari seorang insinyur proses dalam memahami suatu permasalahan dengan cepat, dan terkadang butuh kecerdikan – yang sanggup menjembatani antara teori pendidikan tinggi dan dunia nyata (=dunia kerja). Semakin lama bekerja di front line operation – dalam hal troubleshooting – semakin memperkaya kita dalam memahami permasalahan-permasalahan proses berikutnya. Menurut hemat saya, masalah-masalah troubleshooting proses di lapangan seringkali adalah masalah yang sederhana, namun terkadang menjadi ruwet karena tidak tahu harus dari mana memulainya. Hal ters...

Leak Off Test

Prinsipnya LOT (leak off test) dilakukan untuk menentukan tekanan dimana formasi mulai rekah. Tujuannya: 1. Menentukan MASP (Max. Allowable Surface Pressure). Yaitu batasan max surface pressure yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 2. Dengan mengetahui MASP, berarti juga kita bisa mengetahui Max. mud weight yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 3. Menentukan Kick Tolerance. Yaitu maximum kick size yg masih bisa kita tolerir untuk dihandle. Parameter ini nantinya juga berperan untuk menentukan depth casing shoe yang aman dari sudut pandang well control issue. 4. Mengecek kualitas sealing antara cement dengan casing Tanya - BGP HSESupv. BGP.HSESupv@petrochina Dear all Saat masih di rig dulu saya sering mendengar istilah leak off test. dimana step2nya kira kira sebagai berikut 1. Cementing Job 2. TSK ,masuk string dan bor kurang lebih 3 meter dibawah shoe. 3. dilakukan ...

Shutdown System

Apa yang membedakan antara PSD dan ESD? Secara umum keduanya berfungsi "membawa" sistem pemroses ke "keadaan yang lebih aman". Namun secara spesifik PSD lebih ditujukan kepada sebab sebab Process Specific seperti: Overpressure di bagian hilir kompressor, temperatur tinggi di heater untuk fuel gas, level yang terlau rendah di slug catcher, dst. Sementara ESD lebih ditujukan untuk menanggulangi dampak dari suatu kejadian yang sudah terjadi: misalnya gas yang telah bocor, kebakaran kecil di technical room, kebocoran minyak di pipeline, dst. Kedua jenis shutdown ini dapat pula dipicu oleh spurious trip atau gagalnya sistem shutdown tanpa sebab sebab yang diketahui dengan jelas. lebih rendah levelnya dari PSD ialah USD, atau Unit shutdown. Perlu dicamkan penamaan bisa berbeda beda antar company, misalnya ada yang menyebutnya sebagai ESD1, ESD2, ESD3 dan seterusnya, ada yang menyebutkannya sebagai ESD, PSD, USD dan seterusnya. Tidak penting, yang penting pahami betul fi...