Skip to main content

Adakah pengaruh pendinginan intercooler pada kinerja kompresor ?

"Apabila intercooler tidak berjalan dengan baik, akan mengarah ke high disch shutdown (kalau ada pengaman). Kalau comp industrial yang dilengkapi resicle , tergantung dimana recycle stream entrance. kegagalan cooler plus adanya recycle banyak hal yang terpengaruh/rusak.Misalnya jarang labirin seal didesign > 360 F kalau compression dr inlet 110F dg discharge 270 F, pada saat recicle kehilangan feed, hot stream di recompressi lagi, sehingga temp discharge akan naik terus. Pada saat yang sama karena temp naik, otomatis, internal compressor mulai melar, tergantung berapa tolerance centrifugal ataupun axial dari tip rotor dg stator nya. biasanya ada semacam rubing/wear ring kalau di pompa, kalau rub material habis ada internal recicle, sehingga disch temp akan makin panas. ujung 2 shutdown juga. dg banyak hal sekarang jadi out of tolerance.Karena labirin seal logor, kehilangan banyak pelumas, kehilangan thruput karena buffer gas kebanyakan, karena internal recicle, tdischarge/tsuct tidak sama dg eff thermo dr published spesification dr compresor, ,,,,, under performance compressor."


Tanya - Fachry


Rekan-rekan...
Mohon masukan,
Jika ada kompresor centrifugal dg intercooler, dan kemudian intercooler tidak bekerja maximal sehingga pendinginannya kurang baik. parameter-parameter apa saja yg akan berubah di discharge kompresor tsb ?
apakah Pressure discharge berubah ?
apakah flow discharge berubah ?


Tanggapan 1 - setia yadi



Ada Pak... kalau temperature inlet naik, efisiensi kompressor turun. Disamping itu, jika temperature
discharge juga ikut naik, check materialnya atau Temperature High Settingnya, pak.

Kalau tekanan discharge bisa dikontrol tetap, sebab ada instrument PRC, kita set sesuai kebutuhan.

Rumus ini bisa dipakai sbg perhitungan, cukup akurat (based on my experience):

T2 = T1 x (P2/P1)^((k-1)/(k*eff))

Untuk udara k (=Cp/Cv) ambil saja 1.4, untuk hydrocarbon angkanya sekitar 1.25 - 1.3 (tergantung komposisi).

dengan naiknya temperatur T1, maka kebutuhan power semakin besar, Pak:

W = m Cp (T2 - T1)
-> m Cp T1 x((P2/P1)^(k-1/ k*eff))-1))


Tanggapan 2 - roeddy setiawan


Dear pak Fahry,

setuju dg pak yadi, kalau intercooler tidak berjalan dg baik, akan mengarah ke high disch shutdown (kalau ada pengaman).
Kalau comp industrial yang dilengkapi resicle , tergantung dimana recycle stream entrance. kegagalan cooler plus adanya recycle banyak hal yang terpengaruh/rusak.

Misalnya jarang labirin seal didesign > 360 F kalau compression dr inlet 110F dg discharge 270 F, pada saat recicle kehilangan feed, hot stream di recompressi lagi, sehingga temp discharge akan naik terus. pd saat yang sama karena temp naik, otomatis, internal compressor mulai melar, tergantung berapa tolerance centrifugal ataupun axial dr tip rotor dg stator nya. biasanya ada semacam rubing/wear ring kalau di pompa, kalau rub material habis ada internal recicle, sehingga disch temp akan makin panas. ujung 2 shutdown juga. dg banyak hal sekarang jadi out of tolerance.
karena labirin seal logor, kehilangan banyak pelumas, kehilangan thruput karena buffer gas kebanyakan, karena internal recicle, tdischarge/tsuct tidak sama dg eff thermo dr published spesification dr compresor, ,,,,, under performance compressor.

Kalau kompressor yang di drive oleh turbine gas say yang populer solar keadaan ini tidak boleh dibiarkan, high pressure gas bisa migrate via seal yang bocor ke hollow shaft housing yng mengkople driver & comp. selanjutnya berahir di lube oil reservoir dr turbine. pd ke ada an yang cocok, campuran lube oil (hydrocarbon) + other hydrocarbon yang gas + udara bocoran dr air compressor (axial) turbine yang campur dg lubricant dr turbine semua nya meeting di flash tank (depend on model) sudah jadi suatu resep ada oxidator ada fuel element ada heat flux tunggu apalagi ,,,,, belum belum ,, inikan skenario,,,
tapi bener terjadi sudah dua kejadian ,bagus nya cuman exposionsaja no fatality.

Point saya banyak hal yang berhubungan kadang kadang manual memang tidak m,enjelaskan dg detail tentang what if ,,,,,

CAT :
Untuk compressor yg pakai wet seal atau dry seal saya rasa impact nya ngak berbeda,. ujung ujung nya deteroriation dr unjuk kerja comp.


Tanggapan 3 - B Nugroho


My field xperience ...bisa pengaruh ke compressor jadi surge.
surge tidak cuma dari dP inlet filter tinggi aja tapi ada sebab lain yang berhubungan dng interstage cooler yang tidak efektif.

Mungkin yang pakar compressor lebih tahu mekanismenya.

Comments

  1. ijin tanya pak.
    kalo penyebab dari tersumbatnya intercooler kompresor udara apa saja ya?
    apakah terbakarnya pelumas liner dapat menyebabkan intercooler tersumbat?
    terima kasih

    ReplyDelete
  2. mohon koreksinya jika ada yg salah atau ada yg kurang...maklum bukan spesialis dan bukan ahlinya...

    pendinginan yg tidak baik pada intercooler akan menyebabkan naiknya temperatur gas/udara yg dikompresi, setiap kenaikan beberapa derajat pada gas yg dikompresi akan menaikan ampere pada motor, beberapa centrifugal kompresor menggunakan amprere dan final pressure sebagai kontrol untuk surge control, kenaikan temperatur yg signifkan akan menaikan ampere motor sehingga surge control bekerja ( blow-off valve bekerja/membuka ). temperatura yg naik pada intercooler/gascooler juga akan menurunkan kemampuan kompressor mensuplai gas / flow turun ( P tetap, T naik = volume udara/gas pada cooler berkurang )

    intercooler yg sering mampet/tersumbat umumnya tipe air/gas in shell, biasanya alumunium fin yg ada pada sisi antar tube muncul seperti butiran mirip garam (seperti pada baut pengikat aki motor/mobil),butiran inilah yg menutup celah antar fin sehingga gas/udara yg lewat terhalangi, ini bisa disebabkan kualitas udara/gas yg dikompresi ( kandungan sulfur bisa jadi salah satu penyebabnya ) atau karbon pekat yg menempel dan menumpuk sehingga menyumbat celah antar fin.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

DOWNLOAD BUKU: THE TRUTH IS OUT THERE KARYA CAHYO HARDO

  Buku ini adalah kumpulan kisah pengalaman seorang pekerja lapangan di bidang Migas Ditujukan untuk kawan-kawan para pekerja lapangan dan para sarjana teknik yang baru bertugas sebagai Insinyur Proses di lapangan. Pengantar Penulis Saya masih teringat ketika lulus dari jurusan Teknik Kimia dan langsung berhadapan dengan dunia nyata (pabrik minyak dan gas) dan tergagap-gagap dalam menghadapi problem di lapangan yang menuntut persyaratan dari seorang insinyur proses dalam memahami suatu permasalahan dengan cepat, dan terkadang butuh kecerdikan – yang sanggup menjembatani antara teori pendidikan tinggi dan dunia nyata (=dunia kerja). Semakin lama bekerja di front line operation – dalam hal troubleshooting – semakin memperkaya kita dalam memahami permasalahan-permasalahan proses berikutnya. Menurut hemat saya, masalah-masalah troubleshooting proses di lapangan seringkali adalah masalah yang sederhana, namun terkadang menjadi ruwet karena tidak tahu harus dari mana memulainya. Hal ters...

Leak Off Test

Prinsipnya LOT (leak off test) dilakukan untuk menentukan tekanan dimana formasi mulai rekah. Tujuannya: 1. Menentukan MASP (Max. Allowable Surface Pressure). Yaitu batasan max surface pressure yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 2. Dengan mengetahui MASP, berarti juga kita bisa mengetahui Max. mud weight yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 3. Menentukan Kick Tolerance. Yaitu maximum kick size yg masih bisa kita tolerir untuk dihandle. Parameter ini nantinya juga berperan untuk menentukan depth casing shoe yang aman dari sudut pandang well control issue. 4. Mengecek kualitas sealing antara cement dengan casing Tanya - BGP HSESupv. BGP.HSESupv@petrochina Dear all Saat masih di rig dulu saya sering mendengar istilah leak off test. dimana step2nya kira kira sebagai berikut 1. Cementing Job 2. TSK ,masuk string dan bor kurang lebih 3 meter dibawah shoe. 3. dilakukan ...

Shutdown System

Apa yang membedakan antara PSD dan ESD? Secara umum keduanya berfungsi "membawa" sistem pemroses ke "keadaan yang lebih aman". Namun secara spesifik PSD lebih ditujukan kepada sebab sebab Process Specific seperti: Overpressure di bagian hilir kompressor, temperatur tinggi di heater untuk fuel gas, level yang terlau rendah di slug catcher, dst. Sementara ESD lebih ditujukan untuk menanggulangi dampak dari suatu kejadian yang sudah terjadi: misalnya gas yang telah bocor, kebakaran kecil di technical room, kebocoran minyak di pipeline, dst. Kedua jenis shutdown ini dapat pula dipicu oleh spurious trip atau gagalnya sistem shutdown tanpa sebab sebab yang diketahui dengan jelas. lebih rendah levelnya dari PSD ialah USD, atau Unit shutdown. Perlu dicamkan penamaan bisa berbeda beda antar company, misalnya ada yang menyebutnya sebagai ESD1, ESD2, ESD3 dan seterusnya, ada yang menyebutkannya sebagai ESD, PSD, USD dan seterusnya. Tidak penting, yang penting pahami betul fi...