Skip to main content

Rectangular Tank

"Sekarang saya sedang mengerjakan desain *rectangular tank*
saya sedang mengalami kebingungan karena saya memiliki dua standard untuk menghitung *thickness* dan stiffener di tank ini.
Saya menghitung meggunakan standar dari JGC dan Pressure Vessel peface Buthod.
dua standar tersebut menghasilkan thickness yang berbeda.
Apa ada rekan milis yang bisa menerangkan, kenapa bisa berbeda? dan metode mana yang direkomendasikan untuk digunakan, mengnigat kalau plat nya makin tebal berarti berat vesselnya juga bertambah."


Tanya - andi anoabiru

Rekan-rekan milis
saya Adryan
Sekarang saya sedang mengerjakan desain *rectangular tank*
saya sedang mengalami kebingungan karena saya memiliki dua standard untuk menghitung *thickness* dan stiffener di tank ini.Saya menghitung meggunakan standar dari JGC dan Pressure Vessel peface Buthod
dua standar tersebut menghasilkan thickness yang berbeda
Apa ada rekan milis yang bisa menerangkan, kenapa bisa berbeda? dan metode mana yang direkomendasikan untuk digunakan, mengnigat kalau plat nya makin tebal berarti berat vesselnya juga bertambah.
Terima kasih sebelumnya


Tanggapan 1 - farabirazy albiruni


Pak Adrian,

Coba cek dulu berapa perbedaan allowable stress kedua code tersebut untuk material tanki bapak..

Umumnya, masing2 code punya pertimbangan sendiri untuk pendefinisian allowable stress ini..


Tanggapan 2 - andreas hutagalung
 
Dimensi rectangular tank nya berapa pak?
ada full vacum gak?


Tanggapan 3 - andi anoabiru


Rectangular tank saya merupakan atmospheric tank, jadi rasanya tidak di desain untuk bisa full vacum memang material berpengaruh besar, terutama pada saat menentukan tebal pelat yang dibutuhkan.


Tanggapan 4 - farabirazy albiruni


Pak Andi,

Seperti yang email saya sebelumnya, bapak harus cek allowable stress yang distate masing2 code yang bapak acu untuk material yang bapak gunakan sebagai shell tanki. Lalau kenapa bisa berbeda nilai allowable stress ini meski untuk material yang sama? Hal ini dikarenakan penggunaan nilai safety factor yang berbeda dari masing2 code.

Tanki dipandang dari stress analysis masuk kategori thin walled pressure vessel. Untuk thin walled pressure vessel berlaku:

Sm/Rm + Sh/Rh = p/t

dimana Sm = Meridian Stress, Rm = Radius Meridian, Sh = Hoop Stress, Rh = Radius Hoop, p= pressure, t = thickness shell.

Pendekatan ini adalah pendekatan dari membrane theory yang mengasusmsikan tidak adanya momen yang bekerja pada shell. Artinya, shell tanki dianggap tidak mengalami bending. Pendekatan lain adalah melalui bending theory yang juga memperhitungkan adanya pengaruh momen bending terhadap shell.

Untuk code yang umum seperti API, biasanya menggunakan membrane theory. Hal ini dikarenakan lebih mudah untuk diaplikasikan dibandingkan dengan menggunakan bending theory. Nah untuk stress yang belum terdefinisi saat desain, biasanya dimasukkan dalam nilai kompensasi yang disebut safety factor yang umumnya sekitar 1.5 atau lebih besar.

mudah2an cukup jelas..



Tanggapan 5 - andi anoabiru


Terima kasih Mas Abhie,
memang metode yang digunakan menggunakan perbandingan momen bendingnya mengenai kode API standar API nomer berapa yang digunakan?
apakah Welded tank?
karena ini atmospheric tank, apakah masih bisa menggunakan standar ASME VIII?

terima kasih rekan-rekan milis
semoga diskusi rectangular tank ini bisa berlanjut karena biasanya client menghendaki cilindrical tank, rectangular tank menjadi kasus khusus

sekali lagi terima kasih
saya coba metode perhitungannya.


Tanggapan 6 - andi anoabiru


bapak-bapak dan ibu-ibu

berikut adalah lampiran hasil kalkulasi berhitungan saya, mohon tanggapannya

terima kasih.



Tanggapan 7 - Adryan Wisnu adryan@enerkon


dear Lords and Ladies....

Kalo tanya soal mesin kena charge gak nigh?
Saya lagi ngitung rectangular tank buat 6m3 solar
standar desainnya ada yang tahu?
soalnya pake JGC dapet thicknes 7mm, pake standar pressure vessel handbook dapet 12 mm
kok bedanya bisa sampe 4 mm yagh?
ada yang bisa bantu andi make MKM sama MS 201 disini?
pliss ... bantuin dunk...
ga ada charge kan?


Tanggapan 8 - Sadikin, Indera
 
Harusnya pakai pelat 8 mm uda cukup kuat asal ada stiffener. kalau mau  praktis tanpa stiffener, beli 2 lembar marine plate yang lebarnya 6 feet  (~1800 mm), tebal 12 mm. masing2 pelat ditekuk bentuk huruf "U" terus ditangkupkan. tekukan diberi radius sehingga waktu welding bisa continuous  pass. welding and cutting minimum, almost zero waste. kasih manhole dia. 600  mm di atas supaya welder bisa masuk dan full weld dari dalam. beautiful. workshop people gonna love u for the design ;)


Tanggapan 9 - Adryan Wisnu adryan@enerkon

Mantab gan...Sekarang andi pake tebal pelat 7mm [udah termasuk corrosion allowance  1.6mm]  tanki kapasitas total 7.8 m3 dan dipake operating 'hanya' 6 m3.  testingnya hidrostatik manholenya ada ndra ...
jangan takut, untuk stifenernya sekarang pake standar aja ...  tadinya baja H 100, ternyata beratnya sampe 3 ton, sekarang pake baja tekuk L sama kaki 2 ton [tanpa flens, tangga, dan kawan-kawannya]
buat Guntur.....  itu dia tur..... client mintanya rectangular, sebeneranya enakan pake  cilindrical, udah ada tool buat ngitungnya. btw si indra jangan-jangan ngitung pake Cad keluarannya ...  heheheheh
 Ndra, kalo CAD loe ada anailsanya juga yagh? kaya solidworks yang dibundel  pake cosmos buat fem-nya.
 fyi,  andi lempar ini ke milis Oil&gas, ternyata bukannya dapet jawaban malahan pada nanya .....


Tanggapan 10 - Indera Sadikin@limovpower
 
Setau gue pelat 7 mm ga ada di pasaran. stiffener umumnya pakai angle, bukan H-beam. berat 3 ton itu kayanya very bad design. gue design pake pelat 12 mm cuma 2 ton (belum termasuk flange, ladder dll), kapasitas 6.8 m3. hampir ga ada waste material dan ga ada potong2 pelat. weldingnya minimum dan continuous pass semua. find the attached pic :)


Tanggapan 11 - Adryan Wisnu@enerkon

Pak Moderator...

Saya pernah berjanji untuk posting contoh perhitungan rectangular tank ijinkan saya mengupload file excell nya.

Mohon diteliti .. bagaimana baiknya ..
Soalnya saya yang buka threadnya lewat account gmail pak

Terima kasih

Comments

Popular posts from this blog

DOWNLOAD BUKU: THE TRUTH IS OUT THERE KARYA CAHYO HARDO

  Buku ini adalah kumpulan kisah pengalaman seorang pekerja lapangan di bidang Migas Ditujukan untuk kawan-kawan para pekerja lapangan dan para sarjana teknik yang baru bertugas sebagai Insinyur Proses di lapangan. Pengantar Penulis Saya masih teringat ketika lulus dari jurusan Teknik Kimia dan langsung berhadapan dengan dunia nyata (pabrik minyak dan gas) dan tergagap-gagap dalam menghadapi problem di lapangan yang menuntut persyaratan dari seorang insinyur proses dalam memahami suatu permasalahan dengan cepat, dan terkadang butuh kecerdikan – yang sanggup menjembatani antara teori pendidikan tinggi dan dunia nyata (=dunia kerja). Semakin lama bekerja di front line operation – dalam hal troubleshooting – semakin memperkaya kita dalam memahami permasalahan-permasalahan proses berikutnya. Menurut hemat saya, masalah-masalah troubleshooting proses di lapangan seringkali adalah masalah yang sederhana, namun terkadang menjadi ruwet karena tidak tahu harus dari mana memulainya. Hal ters...

Leak Off Test

Prinsipnya LOT (leak off test) dilakukan untuk menentukan tekanan dimana formasi mulai rekah. Tujuannya: 1. Menentukan MASP (Max. Allowable Surface Pressure). Yaitu batasan max surface pressure yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 2. Dengan mengetahui MASP, berarti juga kita bisa mengetahui Max. mud weight yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 3. Menentukan Kick Tolerance. Yaitu maximum kick size yg masih bisa kita tolerir untuk dihandle. Parameter ini nantinya juga berperan untuk menentukan depth casing shoe yang aman dari sudut pandang well control issue. 4. Mengecek kualitas sealing antara cement dengan casing Tanya - BGP HSESupv. BGP.HSESupv@petrochina Dear all Saat masih di rig dulu saya sering mendengar istilah leak off test. dimana step2nya kira kira sebagai berikut 1. Cementing Job 2. TSK ,masuk string dan bor kurang lebih 3 meter dibawah shoe. 3. dilakukan ...

Shutdown System

Apa yang membedakan antara PSD dan ESD? Secara umum keduanya berfungsi "membawa" sistem pemroses ke "keadaan yang lebih aman". Namun secara spesifik PSD lebih ditujukan kepada sebab sebab Process Specific seperti: Overpressure di bagian hilir kompressor, temperatur tinggi di heater untuk fuel gas, level yang terlau rendah di slug catcher, dst. Sementara ESD lebih ditujukan untuk menanggulangi dampak dari suatu kejadian yang sudah terjadi: misalnya gas yang telah bocor, kebakaran kecil di technical room, kebocoran minyak di pipeline, dst. Kedua jenis shutdown ini dapat pula dipicu oleh spurious trip atau gagalnya sistem shutdown tanpa sebab sebab yang diketahui dengan jelas. lebih rendah levelnya dari PSD ialah USD, atau Unit shutdown. Perlu dicamkan penamaan bisa berbeda beda antar company, misalnya ada yang menyebutnya sebagai ESD1, ESD2, ESD3 dan seterusnya, ada yang menyebutkannya sebagai ESD, PSD, USD dan seterusnya. Tidak penting, yang penting pahami betul fi...