Skip to main content

Teori antrian untuk kebutuhan kontainer

Mari kita coba diskusikan kebutuhan kontainer pada suatu perusahaan pelayaran.
1. Pertama tama mari kita asumsikan dulu bahwa dalam perhitungan kita nanti  day operation pada setiap kapal adalah full days opertaion per month, artinya enggak ada kondisi offhire, maintenance, kapal breakdown etc sehingga menyebabkan kapal tidak beroperasi 30 hari per bulan.
2. Kita sudahsepakati ontainer yg digunakan kapal adalah 20'(TEUs = Twenty foot Container equivalent Units)

Langkah pertama adalah menghitung:
 Capacity Container perkapal = CCships dalam (TEUs) Jika pelayaran tersebut punya: X Kapal  maka
Sigma CCTotal adalah = CC ships . X ( in TEUs)

Langkah kedua adalah  menghitung trip total kapal:
- Total day operation perkapal =  DT (days)
- DT terdiri dari komponen: Sailing days = Ds dan
- Loading / Unloading Days = D L/U   maka DT kapal adalah = Ds + D L/U
- Trip dalam sebulan  utk satu kapal T = 30 days/ DT
- Jika kita punya X kapal maka Total Trip per bulan adalah X.T = Sigma Trip

Sehingga dalam sebulan kebutuhan continernya adalah: Cont (TEUs) required per month = Sigma CC Total/ Sigma Trip.  

Tanya - Ruddy Setiawan@meratusline

Dear all,

Saya mempunyai kesulitan untuk menghitung kebutuhan minimal container  pada sebuah perusahaan Pelayaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah kapasitas kapal (dalam TEUs), panjang perjalanan kapal pulang-pergi dari Port A ke Port B (dalam hari), jumlah muatan total selama satu bulan (dalam TEUs). Untuk mencari kebutuhan kontainer yang dibutuhkan diperlukan ilmu yang mendalam dalam bidang logistic (utamanya yang pernah berkecimpung dalam supply chain management). Adakah diantara rekan-rekan yang bisa membantu memberikan sebuah persamaan matematika mengenai ketersediaan kontainer/logistic ini?


Tanggapan 1 - Samidi


Mas Rudy,

Mari kita coba diskusikan kebutuhan kontainer pada suatu perusahaan pelayaran.
1. Pertama tama mari kita asumsikan dulu bahwa dalam perhitungan kita nanti  day operation pada setiap kapal adalah full days opertaion per month, artinya enggak ada kondisi offhire, maintenance, kapal breakdown etc sehingga menyebabkan kapal tidak beroperasi 30 hari per bulan.
2. Kita sudahsepakati ontainer yg digunakan kapal adalah 20'(TEUs = Twenty foot Container equivalent Units)

Langkah pertama adalah menghitung:
 Capacity Container perkapal = CCships dalam (TEUs) Jika pelayaran tersebut punya: X Kapal  maka
Sigma CCTotal adalah = CC ships . X ( in TEUs)

Langkah kedua adalah  menghitung trip total kapal:
- Total day operation perkapal =  DT (days)
- DT terdiri dari komponen: Sailing days = Ds dan
- Loading / Unloading Days = D L/U   maka DT kapal adalah = Ds + D L/U
- Trip dalam sebulan  utk satu kapal T = 30 days/ DT
- Jika kita punya X kapal maka Total Trip per bulan adalah X.T = Sigma Trip

Sehingga dalam sebulan kebutuhan continernya adalah: Cont (TEUs) required per month = Sigma CC Total/ Sigma Trip.  

Mohon dikoreksi, kalau ada kekeliriuan dan semoga membantu.


Tanggapan 2 - Ruddy Setiawan@meratusline


Thanks atas tanggapannya,

Saya setuju dengan perhitungan mas samidi dibawah ini, tapi masalahnya akan kompleks jika ada beberapa kapal dengan kapasitas yang berbeda berada pada rute yang sama. Contohnya dari Port A ke Port B dilayani oleh 4 kapal dimana panjang 1 tripnya 4 hari sehingga tiap hari ada kapal yang datang dan melakukan bongkar muat di masing-masing Port (diasumsikan sailing time = 1 hari sehingga ada satu kapal sedang bongkar-muat di Port A, dua kapal sedang di laut dan satu kapal sedang bongkar-muat di Port B). jika skenarionya begini, maka tidak diperlukan banyak kontainer di masing-masing port, tetapi bagaimana jika suatu saat 4 kapal tersebut berada pada salah satu Port secara bersamaan? Bagaimana cara menghitung stock kontainer minimal yang telah difaktorkan dengan persentase probabilitas 4 kapal yang datang secara bersamaan untuk mendapatkan hasil yang feasible?


Tanggapan 3 - Samidi


Mas Rudy,

Kalau mau lebih kompleks perhitungannya dapat menggunakan deret fourier. Forecast container number dapat ditentukan sesuai dengan conditional probabilitynya.  Pendekatannya bisa pakai static atau dynamic modeling.   Dari sini kita bisa tentukan kedatangan dan keberangkatan Container  berapapun jumlah kapal yang masuk.  Pendekatan ini juga biasanya digunakan untuk mengestimasi pergerakan container di Marine terminal operation. Lebih detailnya nanti saya kirim via japri.Semoga membantu.



Tanggapan 4 - Dicky Suriakusumah@bhpbilliton


Pak Samidi,

Apakah saya juga bisa dapatkan detailnya. Atau paling tidak sources untuk belajar metode yang disebutkan dibawah.
Kebetulan sedang memikirkan simulasi sederhana untuk aplikasi di LNG Shipping.



Tanggapan 5 - Riko Butar Butar


Dear All,

Sekedar menambahkan yang disampaikan Mas Samidi, dalam Liner Shipping terutama yang bergerak di container ada 7 faktor yang sangat berpengaruh dan istilahnya Container Logistic.
Faktor tersebut adalah:

1. TOTAL Jumlah Container yang dibutuhkan ( Q )
2. Rata-rata kapasitas muat kapal/Mean Ship Capacity (
C -satuannya TEU)
3. Jumlah kapal ( N )
4. Interval ship service ( S ) satuannya DAY
5. Container Turn Over Time ( T )satuannya DAY
6. Ratio Utilisasi Muat Kapal (U) % dari C
7. Container yang tidak digunakan krn perbaikan ( R) % dari Q

Catatan:
- Container yang ada di kapal : N x C
- T/S : berarti bahwa pada setiap market, semakin kecil calling interval (S), semakin besar jumlah container yang dibutuhkan, semakin cepat container turn over time (T) maka semakin kecil jumlah container yang dibutuhkan.


Formula yang biasa di terapkan:

Q = {1 + R} { (U x C x N) + (U x C x Ta/S) +
(UxCxTb/S)

atau dengan rumus yang sederhana:

Q = (1+R)U  x  C( N + Ta/S + Tb/S )

dimana:

Ta = Turn over di Port A
Tb = Turn Over di Port B

Untuk T/S  harus >= 1

dimana nilainya harus sam denhan atau lebih besar dari satu karena dalam kasus yang normal tidak ada kontainer yang bisa do re employed sebelum next call dari kapal ke pelabuhan ( dengan asumsi container di re employed dari pelabuhan yang sama )

Contoh:
Jika C = 1200
     N = 8 ( delapan kapal )
     S = 7 hari
     Ta = Tb = 35 hari
     U = 100 %
     R = 3 %

Nilai Q = 1.03 x 1200 ( 8+ 35/7 x 2 ) = 22248 TEUs

Container/Slot Ratio @ = 22248/9600 = 2.32

Jadi coba identifikasi terlebih dahulu turn over bisa setiap hari, atau minggu. Buat di dalam tabel.

Yang perlu diinget juga bahwasanya misalnya kita memilih  N kapal, dalam liner shipping yang fixed schedule, ada kapal yang di Port A, ada kapal yang di port B, dan ada kapal yang masih dalam perjalanan. Sebenarnya hitungannya juga bisa dibuat suatu penggambaran.



Tanggapan 6 - Ruddy Setiawan@meratusline


Dear All,

Saya sangat setuju dengan pendapat mas Riko, memang ke-7 faktor tersebut sangat mempengaruhi tingkat kebutuhan kontainer di sebuah perusahaan Pelayaran (Container Logistic). Sekarang ini saya berusaha menggabungkan ke-7 faktor tersebut menjadi sebuah persamaan matematika sederhana yang dihubungkan oleh sebuah Indeks tertentu dimana nilai indeks ini sangat dipengaruhi oleh model rute Pelayaran yang ada. Rencananya persamaan ini akan digunakan untuk memprediksi tingkat kebutuhan kontainer dan pendistribusiannya di masing-masing cabang yang disesuaikan dengan market share masing-masing cabang. Persamaan ini juga dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh penurunan muatan (pada low season), pengaruh delay kapal atau jika kapal mengalami kerusakan, dll. persamaan tsb dapat dilihat di attachment file terlampir. Mohon tanggapan dari rekan-rekan.

Untuk mas Samidi, kabar emailnya saya tunggu

åKontainer =

dimana :

 åKontainer = Jumlah Kontainer yang dibutuhkan
 åMuatan     = Total Muatan selama 1 Bulan
åTRV Kapal

TRV = Turn aRound Voyage yaitu waktu yang dibutuhkan sebuah kapal untuk menempuh perjalanan + bongkar-muat kontainer dari Port A ke Port B dan kembali lagi ke Port A

  åTRV Kapal = Jumlah total panjang 1 TRV kapal
 åKapal      = Jumlah Kapal
ET               = Equipment Turnaround
 Vrusak        = Laju rata-rata kerusakan kontainer dalam satu bulan
Vperbaikan = Laju rata-rata perbaikan kontainer yang rusak dalam 1 bulan
I             = Indeks, yang nilainya diperoleh dari eksperimen dengan melihat model Pelayaran
Contoh kasus:

Simulasi dua titik pelabuhan keberangkatan (Port of Loading) dengan beberapa titik pelabuhan bongkar (Port of Discharge), kapasitas kapal dan TRV yang berbeda-beda dan satu rute dilayani dengan beberapa kapal :

                                                                                                B

                                                      K1                       K2

                                                                   K3                         C

                        A1                  K4                             K5

                                                                       K6                     D

                        A2                                K7

                                                                      K8                      E

 

-         Kapal 1 dan Kapal 2 melayani rute dari Port A1 ke Port B, Kapal 3 melayani rute dari Port A1 ke Port C, Kapal 4 melayani rute dari Port A1 ke Port D, Kapal 5 melayani rute dari Port A2 ke Port C, Kapal 6 melayani rute dari Port A2 ke Port D dan Kapal 7 dan Kapal 8 melayani rute dari Port A2 ke Port E

-         Kapasitas Kapal 1, Kapal 2, Kapal 3, dan Kapal 4 masing-masing adalah 100 x 20” dengan panjang 1 TRV masing-masing selama 6 hari sehingga dalam satu bulan ada 5 TRV dengan total muatan sebanyak 4000 x 20” (4 Kapal x (200 x 5 TRV))

-         Kapasitas Kapal 5, Kapal 6, Kapal 7, dan Kapal 8 masing-masing adalah 150 x 20” dengan panjang 1 TRV masing-masing selama 10 hari sehingga dalam satu bulan ada 3 TRV dengan total muatan sebanyak 3600 x 20” (4 Kapal x (300 x 3 TRV))

           

Jumlah Total Muatan Maksimal selama 1 Bulan () adalah sebagai berikut :

            =  +

             = 4 Kapal x (200 x 5 TRV) + 4 Kapal x (300 x 3 TRV)

             = 4000 + 3600

             = 7600 x 20”

 

Panjang 1 TRV Total () adalah sebagai berikut :

             = Panjang 1 TRV Kapal 1 – Kapal 8

             = (6 + 6 + 6 + 6 + 10 + 10 + 10 + 10) hari

             = 64 hari

 åKapal adalah 8 unit

I = 0.05

ET = 80% artinya ketika kapal selesai bongkar di Port X misalnya, maka akan ada 80% dari total bongkarannya tersebut selesai dikosongkan isinya pada saat kapal tersebut kembali lagi pada trip selanjutnya. Contohnya kapal A dengan 100 TEUs muatan sandar di Port Z, maka ketika kapal tersebut kembali lagi pada trip selanjutnya telah ada 80 TEUs kontainer yang telah selesai dikosongkan dan mungkin telah diisi kembali untuk dimuat.

Vrusak rata-rata = 10 TEUs per hari (ada rata-rata 10 TEUs kontainer yang rusak per hari)
Vperbaikan rata-rata = 5 TEUs per hari (ada rata-rata 5 TEUs kontainer yang selesai diperbaiki per hari)

Maka jumlah kontainer yang dibutuhkan adalah :

 åKontainer =
 åKontainer =
åKontainer = 3805 TEUs

 jadi jumlah kontainer minimal yang dibutuhkan adalah sebesar 3805 TEUs.

 Lihat Attachment :  container.doc

Comments

  1. Mau tanya, membuat skenario penjadwalan kapal bgaimana ya?
    ada 2 pasang dermaga, Sailing time 3 jam, Waktu bongkar muat 1 jam, trip 42 kapal per hari.
    brp jumlah kapal yg diperlukan dan bgaimana penjadwalannya..
    trims..

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

DOWNLOAD BUKU: THE TRUTH IS OUT THERE KARYA CAHYO HARDO

  Buku ini adalah kumpulan kisah pengalaman seorang pekerja lapangan di bidang Migas Ditujukan untuk kawan-kawan para pekerja lapangan dan para sarjana teknik yang baru bertugas sebagai Insinyur Proses di lapangan. Pengantar Penulis Saya masih teringat ketika lulus dari jurusan Teknik Kimia dan langsung berhadapan dengan dunia nyata (pabrik minyak dan gas) dan tergagap-gagap dalam menghadapi problem di lapangan yang menuntut persyaratan dari seorang insinyur proses dalam memahami suatu permasalahan dengan cepat, dan terkadang butuh kecerdikan – yang sanggup menjembatani antara teori pendidikan tinggi dan dunia nyata (=dunia kerja). Semakin lama bekerja di front line operation – dalam hal troubleshooting – semakin memperkaya kita dalam memahami permasalahan-permasalahan proses berikutnya. Menurut hemat saya, masalah-masalah troubleshooting proses di lapangan seringkali adalah masalah yang sederhana, namun terkadang menjadi ruwet karena tidak tahu harus dari mana memulainya. Hal ters...

Leak Off Test

Prinsipnya LOT (leak off test) dilakukan untuk menentukan tekanan dimana formasi mulai rekah. Tujuannya: 1. Menentukan MASP (Max. Allowable Surface Pressure). Yaitu batasan max surface pressure yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 2. Dengan mengetahui MASP, berarti juga kita bisa mengetahui Max. mud weight yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 3. Menentukan Kick Tolerance. Yaitu maximum kick size yg masih bisa kita tolerir untuk dihandle. Parameter ini nantinya juga berperan untuk menentukan depth casing shoe yang aman dari sudut pandang well control issue. 4. Mengecek kualitas sealing antara cement dengan casing Tanya - BGP HSESupv. BGP.HSESupv@petrochina Dear all Saat masih di rig dulu saya sering mendengar istilah leak off test. dimana step2nya kira kira sebagai berikut 1. Cementing Job 2. TSK ,masuk string dan bor kurang lebih 3 meter dibawah shoe. 3. dilakukan ...

Shutdown System

Apa yang membedakan antara PSD dan ESD? Secara umum keduanya berfungsi "membawa" sistem pemroses ke "keadaan yang lebih aman". Namun secara spesifik PSD lebih ditujukan kepada sebab sebab Process Specific seperti: Overpressure di bagian hilir kompressor, temperatur tinggi di heater untuk fuel gas, level yang terlau rendah di slug catcher, dst. Sementara ESD lebih ditujukan untuk menanggulangi dampak dari suatu kejadian yang sudah terjadi: misalnya gas yang telah bocor, kebakaran kecil di technical room, kebocoran minyak di pipeline, dst. Kedua jenis shutdown ini dapat pula dipicu oleh spurious trip atau gagalnya sistem shutdown tanpa sebab sebab yang diketahui dengan jelas. lebih rendah levelnya dari PSD ialah USD, atau Unit shutdown. Perlu dicamkan penamaan bisa berbeda beda antar company, misalnya ada yang menyebutnya sebagai ESD1, ESD2, ESD3 dan seterusnya, ada yang menyebutkannya sebagai ESD, PSD, USD dan seterusnya. Tidak penting, yang penting pahami betul fi...