Skip to main content

MIG Welding

Saya memiliki sebuah masalah dalam welding.
Customer saya menolak WPS saya, yang menggunakan proses GTAW pada root dan GMAW untuk sisanya. Pada proses GMAW, saya menggunakan shielding gas CO2, dan kawat las MG51T dari Kobe. Karena Customer saya akan memakai barang ini untuk chemical, maka dikhawatirkan akan ada pengaruh dari pemakaian gas CO2 untuk shielding gas. Pada welding handbook terbitan Kobe disebutkan bahwa shielding gas untuk kawat las tersebut di atas adalah CO2 atau gabungan dari 80%Ar dan 20%CO2.
Nah, saya ingin mencoba shielding gas untuk kawat las di atas dengan full Argon, untuk digunakan pada proses GMAW.
Pertanyaan saya adalah apakah akan ada masalah dengan penggunaan full gas Argon untuk pengelasan dengan GMAW dan menggunakan kawat las tersebut diatas? Mungkin ada yang sudah punya pengalaman yang serupa seperti ini.



Tanya - eng3dcad@hitachi-cmi


Rekan-rekan Milist Yth.
Saya memiliki sebuah masalah dalam welding.
Customer saya menolak WPS saya, yang menggunakan proses GTAW pada root dan GMAW untuk sisanya. Pada proses GMAW, saya menggunakan shielding gas CO2, dan kawat las MG51T dari Kobe. Karena Customer saya akan memakai barang ini untuk chemical, maka dikhawatirkan akan ada pengaruh dari pemakaian gas CO2 untuk shielding gas. Pada welding handbook terbitan Kobe disebutkan bahwa shielding gas untuk kawat las tersebut di atas adalah CO2 atau gabungan dari 80%Ar dan 20%CO2.
Nah, saya ingin mencoba shielding gas untuk kawat las di atas dengan full Argon, untuk digunakan pada proses GMAW.
Pertanyaan saya adalah apakah akan ada masalah dengan penggunaan full gas Argon untuk pengelasan dengan GMAW dan menggunakan kawat las tersebut diatas? Mungkin ada yang sudah punya pengalaman yang serupa seperti ini.



Tanggapan 1 - ptmeco@meco


Dear P. Errick

Lewat milis ini kami ucapkan selamat datang & salam kenal dari KBK Welding. KBK Welding akan coba urun rembug atas permasalahan yang P Errick hadapi.

Sebenarnya WPS kombinasi proses ( GTAW - GMAW ) yang P Errick sampaikan adalah sudah benar, tetapi ada sedikit ganjalan dan menjadi pertanyaan bagi saya. Kok bisanya akibat suatu proses welding  lebih-lebih yang tidak bersentuhan langsung dengan aliran service bisa mempengaruhi suatu design dari equipment tsb ( dalam hal ini GMAW yang nota bene sebagai bagian dari FILLER ROOT sampai CAPPING ). Kalau kita amati yang bersetuhan langsung dengan aliran service adalah GTAW dan bukan GMAW. Perlu diketahui bahwa proses suatu pengelasan tidak akan berpengaruh pada aliran service asal design material yang dirancang oleh temen Engineering dan WPS nya benar dan sesuai dengan karakteristik dari base metalnya serta aliran servicenya  biar menggunakan proses pengelasan apapun tidak jadi masalah. Kalaulah proses welding ( GMAW dg CO2 )  yang dikaitkan dengan kekuatan weldingnya akibat dari adanya shielding gas CO2 itu amatlah RELEVAN dan ada KORELASINYA.

Nah Bagaimana korelasinya Proses GMAW dgn CO2 sbg Shielding Gasnya dengan kekuatan lasan ?

Perlu diketahui Shielding gas CO2 yang diapplikasikan pada material mild steel ( perkiraan saya applikasi material yang digunakan pada equipment tsb adalah MILD STEEL ) akan dapat berfungsi sebagai OKSIDATOR. Jika OKSIDATOR ini bereaksi pada logam cair saat terjadinya pengelasan akan dapat membentuk OKSIDASI BESI dan KARBONMONOKSIDA ( CO ). Dari unsur CO inilah akan berpengaruh pada sifat mekanis dari logam las yaitu POROSITY karena unsur CO yang menyusup pada logam las saat terjadi pendinginan.
Sifat mekanis lainnya yang berpengaruh adalah DUCTILITY dan IMPACT STRENGTH akibat adanya IRON NITRITE yang biasanya kehadiran unsur ini dibarengi dengan adanya KERETAKAN.

Bagaimana kalau PURE ARGON digunakan sebagai shielding gas ?

Pertanyaan bagi saya apa yang dimaksud FULL ARGON apa PURE ARGON ?

Maksud dari PURE ARGON pada welding sebagai shielding gas adalah ARGON yang mempunyai grade 99.995% pure. Dimana ARGON sifatnya MONOATOMIC gas oleh karena itu ARGON bukan merupakan gas yang bersifat OKSIDATOR.  PURE ARGON TIDAK DIANJURKAN sebagai shielding gas untuk GMAW bila diapplikasikan pada material MILD STEEL karena akan menyebabkan terjadinya UNDERCUT sepanjang tepi lasan ( weld ). Untuk lebih jelasnya silahkan P Errick mencoba dengan arus DCEP. Oleh karena itu saya menyarankan jika ingin mengapplikasikan patuhilah petunjuk hand book dari manufacture kawat las.

Material Mild steel biasanya disarankan menggunakan CO2 atau Argon + CO2. Dan jangan lupa kalau beli gas ini tolong minta certificate atau data hasil uji Lab.

Sebagai tambahan informasi dari pencerahan ini gas ARGON yang ada dipasaran kita ada dua type yaitu PURE ARGON ini biasanya dilengkapi dengan certificate dimana komposisi gradenya 99.999% dan ARGON ( ARGON BANCI ) komposisi gradenya 87% atau 90% dan harganya jauh lebih murah 4 X nya dari PURE ARGON

Demikian pencerahan yang bisa kami sampaikan semoga bermanfaat.



Tanggapan 2 - eng3dcad@hitachi-cmi


Pak Farid,
Terima kasih atas tanggapannya. Sebagai tambahan informasi, memang customer saya baru kenal dengan proses GMAW. Setelah membuat test coupon, dia meminta beberapa uji, dari uji mekanik (tensile test, bend test sampai impact test pada -29 derajat C) sampai etching makro dan mikro serta sekalian chemical composition. Hasil uji impact pada suhu diatas, jatuh, tetapi service yang dilakukan adalah pada suhu ruangan sampai max 100 derajat C, sehingga dengan alasan ini, masih bisa diterima. Material yang dijadikan test coupon adalah seamless pipe 6" sch 80 A 106 gr B, memang ini adalah carbon steel, dan untuk service chemical yang non korosif. Nah, keheranan Pak Farid, "Kok bisanya akibat suatu proses welding lebih-lebih yang tidak bersentuhan langsung dengan aliran service bias mempengaruhi suatu design dari equipment tsb ( dalam hal ini GMAW yang nota bene sebagai bagian dari FILLER ROOT sampai CAPPING ). Kalau kita amati yang bersetuhan langsung dengan aliran service adalah GTAW dan bukan GMAW", itu sama dengan keheranan saya sejak dia minta chemical composition test (yang sebenarnya sudah dilakukan oleh si pembuat kawat las itu). Tapi apa daya karena dia itu customer, untuk meyakinkan dia saya penuhi chemical composition test. Terima kasih atas ilmu tentang korelasi antara shielding gas dengan kekuatan, serta efek kualitas yang mungkin akan terjadi bila mild steel dilas dengan menggunakan proses GMAW dengan shielding gas pure Ar. Memang yang saya maksud dengan full gas Argon adalah menggunakan pure Argon. Dimana gas Argon yang sama juga digunakan pada proses GTAW. Pertanyaan saya lebih lanjut adalah apakah ada teknik khusus untuk menghindari undercut tersebut bila saya tetap nekat pakai gas pure Argon? Sebagai tambahan, posisi las adalah 6G.

Terima kasih, menyenangkan sekali bisa berdiskusi dengan anda.


Tanggapan 3 - ptmeco@meco


Dear P. Errick
Untuk menghindari terjadinya Undercut dapat dilakukan dengan jalan sebagai berikut :

1.  Gunakan welding current sesuai dengan diameter kawat dan posisi pengelasan. lihat pada hand book.
2.  Kurangi kecepatan pengelasan. Dalam artian masih masuk dalam range travel speed pada WPS.
3.  Kurangi panjang busur pengelasan.

Terus terang sebelum mengapplikasikan metode ini saya melihat ada banyak faktor kesulitan yang akan dihadapi al :

Posisi pengelasan Pipa 6 G dengan GMAW resikonya sangat tinggi dikarenakan laju penetrasi logam cairannya sangat cepat, saya kuatir apabila equipment tersebut dilakukan FULL RADIOGRAPHIC kalau weldernya tidak bisa mengontrol laju penetrasi logam cairan akan terjadi LACK OF FUSION pada logam lasan. Disamping itu jika dilakukan PRODUCTION IMPACT TEST dia akan FAIL di weld atau HAZ dikarenakan parameter las berubah sedikit saja akan sangat berpengaruh pada hasil uji impact test lebih-lebih didalam WPS/PQR anda disyaratkan untuk dilakukan UJI IMPACT.

Saran saya P. Errick harus benar-benar memilih Welder yang qualified dan benar-benar tahu akan karakteristik cairan las GMAW.

Demikian pencerahan ini yang dapat saya sampaikan semoga berhasil didalam menjalankan tugas anda.



Tanggapan 4 - qaqcptmeco qaqcptmeco@meco


Dear P. Errick
 Wah P. Errick masuk dalam kategori BONEK ( Bondo Nekat alias Modal Nekat ) juga.  Untuk menghindari terjadinya Undercut dapat dilakukan dengan jalan sebagai  berikut :
> > 1.  Gunakan welding current sesuai dengan diameter kawat dan posisi pengelasan. lihat pada hand book. Dan masih masuk dalam range WPS.
> > 2.  Kurangi kecepatan pengelasan. Dalam artian masih masuk dalam range  travel speed pada WPS.
> > 3.  Kurangi panjang busur pengelasan. Terus terang sebelum mengapplikasikan metode ini saya melihat ada banyak faktor kesulitan yang akan P. Errick hadapi al :
> > Posisi pengelasan Pipa 6 G dengan GMAW resikonya sangat tinggi dikarenakan  laju penetrasi logam cairannya sangat cepat khususnya didaerah jam 4  sampai 7, saya kuatir apabila equipment tersebut dilakukan FULL RADIOGRAPHIC  kalau weldernya tidak punya feeling mengontrol  laju penetrasi logam cairan akan terjadi LACK OF FUSION pada logam lasan.
> Disamping itu jika dilakukan PRODUCTION IMPACT TEST dikuatirkan akan FAIL di  weld atau HAZ dikarenakan parameter las berubah sedikit saja akan sangat berpengaruh pada hasil uji impact test lebih-lebih didalam WPS/PQR anda disyaratkan untuk dilakukan UJI IMPACT.
> > Saran saya P. Errick harus benar-benar memilih Welder yang qualified dan  benar-benar yang mempunyai feeling bisa mengontrol cairan las GMAW.
 Demikian pencerahan ini yang dapat saya sampaikan semoga KE BONEK AN P.  Errcik berhasil didalam menjalankan tugas.


Tanggapan 5 - eng3dcad@hitachi-cmi

Pak Farid,
Terima kasih atas pencerahannya. Saya senang kalau dimasukkan dalam kategori BONEK, tapi dalam hal ilmu pengetahuan. Mungkin dengan coba-coba, kita bias menghasilkan teknik baru atau pengembangan ilmu baru. Saya hanya ingin memberikan beberapa alternatif (maksudnya bukan hanya Mix antara Ar 80 % + CO2 20% tetapi juga saya ingin memberikan alternatif lain yaitu pure Ar untuk shielding gas). Saya terus mencari beberapa referensi, dan saya temukan dalam Machinery Handbook, dikatakan untuk short circuit direkomendasikan Ar + CO2 15-25 % dan spray transfer direkomendasikan Ar + CO2 15-20 %. Tetapi setelah dicoba dilakukan oleh welder kita di sini, memang ternyata sulit sekali untuk dilakukan pada posisi 6G, hanya bisa dilakukan untuk posisi 1 G saja. Tetapi bila menggunakan gas Ar 80 % + CO2 20%, tidak ada masalah yang berarti. Akhirnya kesimpulan kami disini akan menggunakan shielding gas Ar 80 % + CO2 20%, yang kebetulan 'teman' engineering untuk proyek ini juga mengusulkan penggunaan mix gas seperti diatas. Saya rasa masalah ini sudah sampai pada kesimpulannya, terima kasih banyak untuk Pak Farid dan juga seorang rekan milis migas yang sudah menyumbangkan pendapatnya.

Comments

Popular posts from this blog

DOWNLOAD BUKU: THE TRUTH IS OUT THERE KARYA CAHYO HARDO

  Buku ini adalah kumpulan kisah pengalaman seorang pekerja lapangan di bidang Migas Ditujukan untuk kawan-kawan para pekerja lapangan dan para sarjana teknik yang baru bertugas sebagai Insinyur Proses di lapangan. Pengantar Penulis Saya masih teringat ketika lulus dari jurusan Teknik Kimia dan langsung berhadapan dengan dunia nyata (pabrik minyak dan gas) dan tergagap-gagap dalam menghadapi problem di lapangan yang menuntut persyaratan dari seorang insinyur proses dalam memahami suatu permasalahan dengan cepat, dan terkadang butuh kecerdikan – yang sanggup menjembatani antara teori pendidikan tinggi dan dunia nyata (=dunia kerja). Semakin lama bekerja di front line operation – dalam hal troubleshooting – semakin memperkaya kita dalam memahami permasalahan-permasalahan proses berikutnya. Menurut hemat saya, masalah-masalah troubleshooting proses di lapangan seringkali adalah masalah yang sederhana, namun terkadang menjadi ruwet karena tidak tahu harus dari mana memulainya. Hal tersebut

Leak Off Test

Prinsipnya LOT (leak off test) dilakukan untuk menentukan tekanan dimana formasi mulai rekah. Tujuannya: 1. Menentukan MASP (Max. Allowable Surface Pressure). Yaitu batasan max surface pressure yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 2. Dengan mengetahui MASP, berarti juga kita bisa mengetahui Max. mud weight yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 3. Menentukan Kick Tolerance. Yaitu maximum kick size yg masih bisa kita tolerir untuk dihandle. Parameter ini nantinya juga berperan untuk menentukan depth casing shoe yang aman dari sudut pandang well control issue. 4. Mengecek kualitas sealing antara cement dengan casing Tanya - BGP HSESupv. BGP.HSESupv@petrochina Dear all Saat masih di rig dulu saya sering mendengar istilah leak off test. dimana step2nya kira kira sebagai berikut 1. Cementing Job 2. TSK ,masuk string dan bor kurang lebih 3 meter dibawah shoe. 3. dilakukan

Apa itu HSE ?

HSE adalah singkatan dari Health, Safety, Environment. HSE merupakan salah satu bagian dari manajemen sebuah perusahaan. Ada manejemen keuangan, manajemen sdm, dan juga ada Manajemen HSE. Di perusahaan, manajemen HSE biasanya dipimpin oleh seorang manajer HSE, yang bertugas untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan seluruh program HSE. Program  HSE disesuaikan dengan tingkat resiko dari masing-masing bidang pekerjaan. Misal HSE Konstruksi akan beda dengan HSE Pertambangan dan akan beda pula dengan HSE Migas . Pembahasan - Administrator Migas Bermula dari pertanyaan Sdr. Andri Jaswin (non-member) kepada Administrator Milis mengenai HSE. Saya jawab secara singkat kemudian di-cc-kan ke Moderator KBK HSE dan QMS untuk penjelasan yang lebih detail. Karena yang menjawab via japri adalah Moderator KBK, maka tentu sayang kalau dilewatkan oleh anggota milis semuanya. Untuk itu saya forward ke Milis Migas Indonesia. Selain itu, keanggotaan Sdr. Andry telah saya setujui sehingga disk