Skip to main content

Prosedur Pengetesan Overhead Crane

Untuk prosedur pengujian Hoist crane di area workshop biasanya akan dilakukan hal2 sebagai berikut :
1. Hoist di uji untuk mengangkat beban dengan kondisi beban angkat maksimal + 10 %
2. Beban diangkat di ketinggian min 1 meter, sesuaikan dengan kondisi ketinggian di gedung tersebut.
3. Beban di hold pada posisi tersebut dan di hitung dengan stopwatch selama minimal 15 menit maksimal 30 menit.
4. Check ketinggian beban apakah ada perubahan / penurunan ketinggian, jika tidak ada maka bisa dikatakan lulus uji.
5. Biasanya dalam pengujian ini disaksikan dan disahkan oleh pihak dari Depnaker setempat.
Dalam hal pengujian pihak vendor yang harus memprovide dokumen kelengkapan untuk pengesahan termasuk sertifikat yang akan ditanda tangani oleh pihak Depnaker.
 
Untuk masalah vibrasi yang besar saya rasa itu tidak boleh terjadi karena dapat berpengaruh terhadap struktur H beam penumpunya.
apalagi dalam kondisi beban yang kosong, bagaimana jika nanti dengan beban penuh jelas akan berbahaya.
seharusnya gerakan hoist baik turun naik maupun maju mudur haruslah halus (smooth).

Tanya - GuntuR.,


Rekan milis, saya mau tanya beeberapa hal:
1. Adakah yang memiliki prosedure untuk pengetesan/load test overhead crane?
2. Kita punya overhead crane single girder/beam, dicoba moving naik turun hook tanpa beban, ketika di rem seketika pada hoist terjadi getaran keras. Dari vendor infonya hal tersebut tak masalah, cuman kita agak kurang yakin getarannya agak besar saat sling berhenti. Mungkin dari rekan milis ada yg pernah mengalami hal serupa, tidak masalahkah kondisi seperti itu?
 
Terima kasih banyak atas informasinya.,


Tanggapan 1 - arief rachman arief.r.id@gmail.com

Pak Guntur,

Coba di lihat dulu di ASME B30.2 & B30.17, di sana di sebutkan test apa saja yang di perlukan.
dan coba lihat di persyaratan "brakes", apakah rem yang di pakai bisa memenuhi persyaratan tersebut.


Tanggapan 2 - firli mustari

Dear Pak Guntur,
 
Untuk prosedur pengujian Hoist crane di area workshop biasanya akan dilakukan hal2 sebagai berikut :
1. Hoist di uji untuk mengangkat beban dengan kondisi beban angkat maksimal + 10 %
2. Beban diangkat di ketinggian min 1 meter, sesuaikan dengan kondisi ketinggian di gedung tersebut.
3. Beban di hold pada posisi tersebut dan di hitung dengan stopwatch selama minimal 15 menit maksimal 30 menit.
4. Check ketinggian beban apakah ada perubahan / penurunan ketinggian, jika tidak ada maka bisa dikatakan lulus uji.
5. Biasanya dalam pengujian ini disaksikan dan disahkan oleh pihak dari Depnaker setempat.
Dalam hal pengujian pihak vendor yang harus memprovide dokumen kelengkapan untuk pengesahan termasuk sertifikat yang akan ditanda tangani oleh pihak Depnaker.
 
Untuk masalah vibrasi yang besar saya rasa itu tidak boleh terjadi karena dapat berpengaruh terhadap struktur H beam penumpunya.
apalagi dalam kondisi beban yang kosong, bagaimana jika nanti dengan beban penuh jelas akan berbahaya.
seharusnya gerakan hoist baik turun naik maupun maju mudur haruslah halus (smooth).
 
demikian dari saya mudah2an ada rekan2 expert yang bisa menambahkan atau mengoreksi.


Ngadiyono Hs ngadiyono_hs@yahoo.com


mohon info lebih detail untuk getaran yg terjadi, test beban yang harus dilakukan adalah 125% dari SWL crane tersebut.


Tanggapan 3 - GuntuR.


Terima kasih atas infonya.,

Kita sudah coba tes beban dari 0 - 120 %, dg cara yg tidak jauh beda dengan yg diuraikan Pak Firli,hasilnya didapat defleksi 20mm.

Cuman permasalahan disini adalah ketika hook digerakkan arah vertikal dg atau tanpa beban (naik atau turun).Saat kita coba gerakan naik,setelah sampai di ketinggian yg diingikan lalu kita rem, seketika pada hoistnya terjadi getaran swing yg agak kasar/tidak smooth selama 2-3 detik ke arah croosing terhadap beam/girder.Semisal jika ada beban kejut,tidak mungkin sampai sebesar itu, dan juga getarannya hanya terjadi pada pengereman saat gerakan vertikal saja, saat gerakan ke kanan/kiri tidak terjadi getaran yg sama.


Tanggapan 4 - Teguh Santoso

Boleh dishare drawing dari mekanisme rem nya pak..
sepertinya sistem rem-nya yang bermasalah: seperti ada rem-blong-rem-blong sehingga menimbulkan gaya dynamic dengan frekuensi tertentu. Frekuensi ini yang meresonansi beam..
CMIIW,


Tanggapan 5 - rio.hendiga@akersolutions


Mungkin saya bisa kasih sedikit pengalaman saat masih jadi teknisi crane 6 th lalu, mungkin perlu di check pertama kali system elektriknya pak, di control panel OH crane tsb, khususnya contactor yang mengatur motor crane, serta brakenya. Karena sering on-off, terkadang debu bisa masuk ke dalam contactor tsb sehingga mengganggu kinerja kontactor tsb. Harusnya posisi on, tapi karena ada adanya spark fungsinya jadi on-off-on-off terus, efeknya jalannya hook ndak smooth.

 
Klo ternyata OK, baru setelah itu check mechanicalnya khususnya di bagian brake, jangan lupa ukur juga arus ( in – out )yg masuk ke motor crane  dan brake. Biasanya sekitar itu aja kok, yang penting pastikan aja electricalnya OK dulu , baru setelah itu mechanicalnya. Maaf saya udah banyak lupa juga soal trouble shootnya, udah lama ndak naik crane.

Comments

Popular posts from this blog

DOWNLOAD BUKU: THE TRUTH IS OUT THERE KARYA CAHYO HARDO

  Buku ini adalah kumpulan kisah pengalaman seorang pekerja lapangan di bidang Migas Ditujukan untuk kawan-kawan para pekerja lapangan dan para sarjana teknik yang baru bertugas sebagai Insinyur Proses di lapangan. Pengantar Penulis Saya masih teringat ketika lulus dari jurusan Teknik Kimia dan langsung berhadapan dengan dunia nyata (pabrik minyak dan gas) dan tergagap-gagap dalam menghadapi problem di lapangan yang menuntut persyaratan dari seorang insinyur proses dalam memahami suatu permasalahan dengan cepat, dan terkadang butuh kecerdikan – yang sanggup menjembatani antara teori pendidikan tinggi dan dunia nyata (=dunia kerja). Semakin lama bekerja di front line operation – dalam hal troubleshooting – semakin memperkaya kita dalam memahami permasalahan-permasalahan proses berikutnya. Menurut hemat saya, masalah-masalah troubleshooting proses di lapangan seringkali adalah masalah yang sederhana, namun terkadang menjadi ruwet karena tidak tahu harus dari mana memulainya. Hal tersebut

Leak Off Test

Prinsipnya LOT (leak off test) dilakukan untuk menentukan tekanan dimana formasi mulai rekah. Tujuannya: 1. Menentukan MASP (Max. Allowable Surface Pressure). Yaitu batasan max surface pressure yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 2. Dengan mengetahui MASP, berarti juga kita bisa mengetahui Max. mud weight yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 3. Menentukan Kick Tolerance. Yaitu maximum kick size yg masih bisa kita tolerir untuk dihandle. Parameter ini nantinya juga berperan untuk menentukan depth casing shoe yang aman dari sudut pandang well control issue. 4. Mengecek kualitas sealing antara cement dengan casing Tanya - BGP HSESupv. BGP.HSESupv@petrochina Dear all Saat masih di rig dulu saya sering mendengar istilah leak off test. dimana step2nya kira kira sebagai berikut 1. Cementing Job 2. TSK ,masuk string dan bor kurang lebih 3 meter dibawah shoe. 3. dilakukan

Apa itu HSE ?

HSE adalah singkatan dari Health, Safety, Environment. HSE merupakan salah satu bagian dari manajemen sebuah perusahaan. Ada manejemen keuangan, manajemen sdm, dan juga ada Manajemen HSE. Di perusahaan, manajemen HSE biasanya dipimpin oleh seorang manajer HSE, yang bertugas untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan seluruh program HSE. Program  HSE disesuaikan dengan tingkat resiko dari masing-masing bidang pekerjaan. Misal HSE Konstruksi akan beda dengan HSE Pertambangan dan akan beda pula dengan HSE Migas . Pembahasan - Administrator Migas Bermula dari pertanyaan Sdr. Andri Jaswin (non-member) kepada Administrator Milis mengenai HSE. Saya jawab secara singkat kemudian di-cc-kan ke Moderator KBK HSE dan QMS untuk penjelasan yang lebih detail. Karena yang menjawab via japri adalah Moderator KBK, maka tentu sayang kalau dilewatkan oleh anggota milis semuanya. Untuk itu saya forward ke Milis Migas Indonesia. Selain itu, keanggotaan Sdr. Andry telah saya setujui sehingga disk