Skip to main content

Frekuensi Generator

Di project saya terdapat 3 buah generator diesel engine .
Normal operation adalah 2 running paralel dan 1 stanby. Karena suatu case untuk penghematan fuel maka technician meng shut down kan salah satu dari generator tersebut. jadi diharapkan agar single running saja. akibat single running dengan load yang sama maka indicator frekuensi  dibawah nominal ( < 60 Hz ) sementara load yang ada masih dibawah nominal capasity generator tersebut.
mohon informasi rekan2 , pengecekan dan solving problem apakah agar frekuensi dapat kembali ke 60 Hz kembali.



Tanya - kandar mokhamad

Dear All...
Mohon bantuannya, di project saya terdapat 3 buah generator diesel engine .
Normal operation adalah 2 running paralel dan 1 stanby. Karena suatu case untuk penghematan fuel maka technician meng shut down kan salah satu dari generator tersebut. jadi diharapkan agar single running saja. akibat single running dengan load yang sama maka indicator frekuensi  dibawah nominal ( < 60 Hz ) sementara load yang ada masih dibawah nominal capasity generator tersebut.
mohon informasi rekan2 , pengecekan dan solving problem apakah agar frekuensi dapat kembali ke 60 Hz kembali.


Tanggapan 1 - Kamaluddinsaleh78

Pak Kandar,
Karena 3 unit genset, pada saat 1 unit running terjadi low frekuensi, coba di switch ke 2 unit yg lainnya, test running masing2 dgn load yg sama, apakah masih muncul masalah yg sama, kalau tdk, berarti unit yg pertama memang ada masalah di governor atau di komponen yg lainnya, ini pernah terjadi di tempat kami, masalah di governor, tapi pernah juga di injeksi pump. tapi kalau muncul masalah yg sama under frekuensi berarti bukan gangguan internal engine, tapi sisi externalnya.... ini masih praduga saja.


Tanggapan 2 -  Kunarta Djayaputra@salamander-energy


Pak Kandar,

Secara logika sich menurut saya,

Pada waktu 2 genset menanggung beban A bersama tentu beda dengan satu genset menanggung beban A tersebut. Kalau genset control nya automatic secara auto dia akan menambah gas/speed menuju ke 60 Hz. Atau operator manually menambah gas sehingga tercapai freq. 60 Hz.

Berdasarkan pengalaman yang pernah saya alami, ada kemungkinan fuelfilter nya kotor sehingga injection fuel nya kurang bagus. Impact nya frequency tidak pernah tercapai ke angka yang kita inginkan.

Setelah dibersihkan mudah2an hasilnya bagus.



Tanggapan 3 - berlian syako

Pak Kandar,
 
Secara teori apabila terjadi pelepasan beban maka putaran generator naik dan frekwensi naik begitu juga sebaliknya apabila terjadi penambahan beban maka putaran generator akan turun dan frekwensi akan turun. Begitu juga dengan tegangan ikut naik turun berdasarkan naik turunnya beban. Generator voltage/frekwensi regulation dari beban nol ke beban penuh biasanya berkisar plus minus 5% untuk frekwensi, dan plus minus 10% untuk tegangan.
 
Pada saat 2 generator run paralel maka tiap generator berbagi beban melalui load sharing setting di control panelnya. Load sharing setting untuk 2 generator paralel biasanya 50% - 50% artinya tiap generator mensupply setengah dari beban.
 
Apabila salah satu generator fail maka generator ke 3 mengambil alih tetapi sebelum generator ke 3 run maka biasanya ada pelepasan sebagian beban melalui load shedding. Karena terjadi pelepasan beban maka frekwensi akan naik dan kemudian normal kembali pada saat generator ke 3 run dan beban kembali seperti semula. Kira2 seperti ini umumnya skenario 2N +1 dan operasi ini sudah tersetting di control panelnya.
 
Mengenai kasus bapak, saya tidak tahu apakah dilakukan perubahan setting di generator control panelnya untuk menjalankan single generator. Coba check logic controlnya di control panel. Pada kasus bapak frekwensi turun dibawah nominal saya kira karena beban yg 100% semula dipikul 2 generator sekarang sudah dipikul oleh 1 generator, artinya 1 generator tsb sebelumnya hanya memikul beban 50% berdasarkan load sharing setting. Untuk generator single run seharusnya load sharing settingnya harus 100%. Coba check load sharing settingnya di control panel mungkin ada yg tidak beres di logicnya atau settingnya.


Tanggapan 4 - Abhie Dhira


Pak Kandar,

Raise Governor nya lagi untuk mencapai 60 Hz..
Trus cek fuel filter klo kotor.

Cuma gencet yg di pakai tersebut dengan beban tinggi berakibat nantinya ke long life nya Engine berkurang, walau dia bergantian..

semoga membantu.


Tanggapan 5 - JONO Pharjono


Pak Kandar,

Kalau saya pernah ada kasus seperti Bapak, governornya ternyata bermasalah.


Tanggapan 6 - Kandar Mokhamad a220kv


Mksh pak pharjono,
Governor sudah baru dan terakhir sudah kita ganti electric actuatornya. Setelah dicek satu persatu generaator terlepas dari paaralel , maka salah satu generator ternyata saat dibebani 50 % load langsung shutdown semmentara yang lainnya tidak masalah. Jadi kasusnya kemungkinan besar ada di generator tersebut. Pengecekan apakah yang sebaiknya dilakukan jika generator saat dibebani 50 % sdh down, sedangkan electric actuatornya sudah di ganti.


Tanggapan 7 - JONO pharjono


Bapak sudah cek awal indikasi apakah yang muncul di panel Diesel Engine Generator bapak?
Biasanya hal hal yang bersifat vital akan mempunyai sistem interlock untuk pengamanan engine dan generator bapak dan semua itu akan ada dipanel DEG bapak. Sistem pendinginannya (pressure/temperature), sistem pelumasannya (pressure/temperatur) dll. Bapak bisa monitor semua parameter di panel DEG bapak pada saat beban 25%------>50%, cek pak, indikasi apa yang fluktuasi?

Untuk generator, bagaimana arus dan tegangan , apakah seimbang/balance antar fasa, pak? Frekuensinya bagaimana pak? stabil kah, pada saat pembebanan 50%

Saran saya sementara ini dulu, mudah-mudahan bermanfaat.


Tanggapan 8 - kandar mokhamad a220kv


Terimakasih pak atas informasi dan bantuannya, hari ini sedang kita cek .


Tanggapan 9 - faried mustawan


Salam kenal,
Mungkin perlu dicek apakah settingan di engine control circuit droop apa isochronous?
Biasanya untuk settingan paralel generator diset droop, dimana speed akan turun about 2.4%, untuk kenaikan load 0 ke 100%.
Untuk stand alone mungkin baik di set Isoch.
Apakah kontrol panel setting (misal woodward) udah dilihat, misal mungkin kalau auto bermasalah bisa di manual adjust dulu.
Sering kali wiring control di engine control board juga perlu dicek, consult ke manual operation drawing.
Kadang di fuel injection system juga bermasalah,
Sebaiknya dipanggil aja vendornya.

Tanggapan 10 - Muhammad Sutomo

Ikut nimbrung dikit,saya tidak ngikuti masalah dari awal,
Pak Kandar, bagaimana kondisi AVR, apakah pernah di calibrasi atau check ulang output dari AVR dengan mensimulasi signal input ke AVR, apakah outputnya telah sesuai dengan set point output yg berdasarkan pada data sheet AVR/data calibrasi AVR.kalau outputnya tidak sesuai dgn set point maka hal ini akan mempengaruhi electric actuator  dari governor & otomatis mempengaruhi frekwensi.


Tanggapan 11 - Waluya Priatna Dachlan

Sedikit nimbrung ,
Itu satu set harus dikalibari AVR,governornya.


Tanggapan 12 - Waluya Priatna Dachlan

Coba juga di chech saluran disel fuel nya mungkin buntu soalnya saya pernah mengalami.

Comments

  1. ikut nimbrung, saya pernah ada masalah terjadi over speed, setelah di ganti AVR,governor, MPU, Actuactor nya, Masalahnya tidak kunjung selesai, setelah sistem electriknya di pastikan tidak ada masalah, coba Bpk kandar konsultasi sama orang mekanik, ditempat saya kemarin saya kalibasi injector Valve masalahnya sudah selesai.

    ReplyDelete
  2. Ikut nimbrung Pak Kandar,

    Jika masalahnya frekwensi (tidak stabil/hunting, terlalu rendah atau terlalau tinggi) maka masalahnya pada prime mover (engine), bukan pada generator (pembangkit tegangan)
    Frekwensi dibawah nominal mengindikasikan oleh engine loss power atau engine rate speed setting terlalu rendah. Engine loss power disebabkan oleh kompressi bocor, pemasukan udara tidak mencukupi kebutuhan atau kwantitas, kwalitas dan/atau timing bahan bakar tidak benar.
    Pemasukan udara tidak mencukupi dapat disebabkan oleh saringan udara yang kotor, turbocharger putarannya terhambat atau terjadi kebocoran pada saluran udara masuk.
    Kurangnya kwantitas bahan bakar disebabkan kotornya saluran, saringan bahan bakar kotor, injection pump dan/atau governor offset. Kwalitas bahan bakar dapat disebabkan oleh kwalitas bahan bakar sendiri, saringan bb bocor dan pengabutan pada nozzle/injector yang tidak sempurna. Sedangkan timing tidak benar disebakan oleh injection pump offset.
    Dalam mencari masalah usahakan dari hal yang paling mudah dan murah, seperti mengganti saringan, membersihkan saluran, mengecheck putaran turbo, mengecheck kwalitas bahan bakar (visual), selanjutnya ke hal yang lebih sulit dan mahal. Kompressi bocor tidak perlu dibahas karena koreksinya paling sulit dan mahal, oleh karena itu harus dikerjakan paling belakangan.

    Kalo boleh dapat data lebih detail dibawah ini;
    1. Jenis injection pump; apakah individual, forged body, rotary atau common rail?
    2. Model governor, apakah hydra-mechanical (eg. Woodward PSG, UG8), Electronic - Actuator (eg. Woodward 2301) atau ECU
    3. Pararell operation mode; droop - droop, droop - Isochronous, Isochronous - Isochronous.
    4. Single operation mode; droop atau Isochronous

    Terimakasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pak suhadi hasan, salam kenal pak, saya baru belajar tentang genset , boleh minta alamat emailnya pak, email saya ini bagusayah@gmail.com

      Delete
  3. numpang nanya nih.. knapa persenan beban bisa jadi minus? di tempat kami ada 4 genset,yang running genset no 2 berjalan normal freq 60hz voltage 440v beban normal skitar 30%.. pas kami mau syncrone dengan genset yang lain menjadi 2 genset yang running eh malah persenan bebannya ke dua genset yg telah d syncrone malah menjadi minus semua sampai terjadi blackout,, mohon bantuan teman2.. salam

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

DOWNLOAD BUKU: THE TRUTH IS OUT THERE KARYA CAHYO HARDO

  Buku ini adalah kumpulan kisah pengalaman seorang pekerja lapangan di bidang Migas Ditujukan untuk kawan-kawan para pekerja lapangan dan para sarjana teknik yang baru bertugas sebagai Insinyur Proses di lapangan. Pengantar Penulis Saya masih teringat ketika lulus dari jurusan Teknik Kimia dan langsung berhadapan dengan dunia nyata (pabrik minyak dan gas) dan tergagap-gagap dalam menghadapi problem di lapangan yang menuntut persyaratan dari seorang insinyur proses dalam memahami suatu permasalahan dengan cepat, dan terkadang butuh kecerdikan – yang sanggup menjembatani antara teori pendidikan tinggi dan dunia nyata (=dunia kerja). Semakin lama bekerja di front line operation – dalam hal troubleshooting – semakin memperkaya kita dalam memahami permasalahan-permasalahan proses berikutnya. Menurut hemat saya, masalah-masalah troubleshooting proses di lapangan seringkali adalah masalah yang sederhana, namun terkadang menjadi ruwet karena tidak tahu harus dari mana memulainya. Hal ters...

Leak Off Test

Prinsipnya LOT (leak off test) dilakukan untuk menentukan tekanan dimana formasi mulai rekah. Tujuannya: 1. Menentukan MASP (Max. Allowable Surface Pressure). Yaitu batasan max surface pressure yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 2. Dengan mengetahui MASP, berarti juga kita bisa mengetahui Max. mud weight yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 3. Menentukan Kick Tolerance. Yaitu maximum kick size yg masih bisa kita tolerir untuk dihandle. Parameter ini nantinya juga berperan untuk menentukan depth casing shoe yang aman dari sudut pandang well control issue. 4. Mengecek kualitas sealing antara cement dengan casing Tanya - BGP HSESupv. BGP.HSESupv@petrochina Dear all Saat masih di rig dulu saya sering mendengar istilah leak off test. dimana step2nya kira kira sebagai berikut 1. Cementing Job 2. TSK ,masuk string dan bor kurang lebih 3 meter dibawah shoe. 3. dilakukan ...

Shutdown System

Apa yang membedakan antara PSD dan ESD? Secara umum keduanya berfungsi "membawa" sistem pemroses ke "keadaan yang lebih aman". Namun secara spesifik PSD lebih ditujukan kepada sebab sebab Process Specific seperti: Overpressure di bagian hilir kompressor, temperatur tinggi di heater untuk fuel gas, level yang terlau rendah di slug catcher, dst. Sementara ESD lebih ditujukan untuk menanggulangi dampak dari suatu kejadian yang sudah terjadi: misalnya gas yang telah bocor, kebakaran kecil di technical room, kebocoran minyak di pipeline, dst. Kedua jenis shutdown ini dapat pula dipicu oleh spurious trip atau gagalnya sistem shutdown tanpa sebab sebab yang diketahui dengan jelas. lebih rendah levelnya dari PSD ialah USD, atau Unit shutdown. Perlu dicamkan penamaan bisa berbeda beda antar company, misalnya ada yang menyebutnya sebagai ESD1, ESD2, ESD3 dan seterusnya, ada yang menyebutkannya sebagai ESD, PSD, USD dan seterusnya. Tidak penting, yang penting pahami betul fi...