Skip to main content

Tanya QS

Secara umum scope profesi Quantity Surveyor (& juga Cost Engineer) meliputi total life cycle cost management, antara lain :
- capital investment analysis
- estimate operating / manufacturing cost
- risk analysis
- procurement management
- planning / scheduling
- cost control
- contract administration
- dispute resolution
- facility management, dst

Biasanya praktisi Quantity Surveying tidak melakukan semua hal di atas, karenanya kita sering dengar profesi estimator, project control, contract engineer, atau contract administrator.


Tanya - Iqbal Husni

Mohon pencerahan dari rekan2 sekalian tentang QS. apa dan bagaimana QS? apakah sama Job Responsibility dengan Project Control? Trims


Tanggapan 1 - Sukra Arnaldi@gunanusa
 
Sharing dari saya mengenai QS. Sejarah munculnya profesi QS bermula dari kebutuhan akan profesi yang independen dalam hal project cost dan tendering procedure di UK pada akhir abad 19. Profesi ini terus berkembang di UK dan menyebar di negara2 jajahannya yg kita kenal sekarang sebagai commonwealth. Di Asia Tenggara profesi QS masuk pertama kali di Singapore dan Malaysia. Di Malaysia sendiri profesi ini tumbuh dengan mapan dgn assosiasi profesinya ISM (Institution of Surveyor Malaysia). Sebenarnya institusi ini menaungi tidak hanya QS tetapi juga Land Surveyor.

Sejarah QS masuk ke Indonesia bermula sekitar tahun 1970-an. Mulanya QS asing (UK) mengerjakan proyek2 yang dibiayai oleh pemerintah UK. Perusahaan QS ini banyak merekrut engineer lokal yang dididik menjadi QS. Sekarang banyak para engineer ini yang mendidirikan konsultan QS lokal.

Dari segi expertise area, QS mempunyai 3 aspek pengetahuan yg harus dikuasai, yaitu aspek komersial, aspek kontraktual dan aspek teknis. Karena QS itu lahir di sektor konstruksi bangunan, maka aspek teknis yg dipelajari secara formal di universitas adalah yang berkaitan dengan konstruksi bangunan, plus sedikit konstruksi sipil. Dalam filosofi QS, ketiga aspek tersebut merupakan satu kesatuan yg utuh. Disektor konstruksi bangunan, ketiga aspek tersebut memang menjadi lingkup pekerjaan QS jika posisi QS tersebut sebagai Konsultan.

Saya sendiri lulus QS dari UTM (Universiti Teknologi Malaysia). Sesuai dengan naturenya QS, saya memulai karir di sektor konstruksi bangunan sebagai konsultan QS, baru 1 tahun ini nyebrang ke sektor migas. Secara aspek komersil dan kontraktual tidak ada perbedaan mendasar, tetapi memang untuk aspek teknis mesti belajar lagi dari nol.

Kalau lingkup pekerjaan QS di migas, saya juga belum tahu standardnya, QS itu harus seperti apa. Artikel2 dari Pak Kristiawan sangat membantu saya mengenali peranan QS di migas. Di perusahaan saya sekarang ini lingkup kerja QS adalah mengurus Change Order/Variation Work. Menurut saya lingkup kerja ini sudah mewakili filosofi dasar QS krn ketiga aspek QS tercakup dalam pekerjaan Change Order ini.

Di Indonesia asosiasi yang menaungi QS adalah IQSI (Ikatan Quantity Surveyor Indonesia). Asosiasi ini baru berdiri tahun 2006 dan belum well establish. Bagi rekans yang berminat ingin tahu lebih banyak tentang IQSI, bisa hubungi Pak Angky (08164855684).

Mudah-mudahan sharing ini bisa melengkapi sharing yang sudah ada dari rekans migas yang lain.


Tanggapan 2 - Dirman Artib


Udah ada yg response belum ya ?

QS, biasanya adalah Quantity Surveyor, atau Estimator.


Tanggapan 3 - Sketska Naratama

Dear pak Ahmad dan pak Iqbal

Yup, scope nya benar yaitu PMT (Project management) hanya saja kamu harus lihat dimana posisi company dan scoper kerjanya. Dimana posisi, apakah ia User (Pemilik project), Contractor atau Sub-Contractor (Sub dari contractor). Dimana scope, apakah upstream atau downstream? Disini pun masih ada beberapa sub2 nya lagi.

Btw, relatif pengalaman saya biasanya kita cukup project eng, cost control, procurement team, qc dan qhse. Pada intinya memaintain project pada Quality, Budget dan Time Delivery. Jika ambil project management sertifikasi, hal ini lebih baik lagi. Tetapi saran dari saya, ada baiknya learning by doing shg pd saat waktu nya mau ambil sertifikasi ilmunya lebih "kena"


Tanggapan 4 - Ahmad Arfan


Dear Milis Migas,

Menyambung pertanyaan Pk Iqbal, mohon pencerahannya tentang
1.QS/Cost Engineering.
2.Cost Control, Cost Engineer
3. Cost Estimator
4. Subcontractor Engineer, Contract Administrator, Contract / Legal.
5. Project Control
6. Ataupun ada lagi yang berhubungan dengan Project Contract dan Project Cost..?
Mohon pencerahannya mengenai hal-hal tsb, Main Job Responsibility dan jika memungkinkan hirearki
dalam Project Organization.

Maaf kalo agak banyak pertanyaannya.
Terimakasih atas pencerahannya.


Tanggapan 5 - kristiawan


Rekan Milis,

Secara umum scope profesi Quantity Surveyor (& juga Cost Engineer) meliputi total life cycle cost management, antara lain :
- capital investment analysis
- estimate operating / manufacturing cost
- risk analysis
- procurement management
- planning / scheduling
- cost control
- contract administration
- dispute resolution
- facility management, dst

Biasanya praktisi Quantity Surveying tidak melakukan semua hal di atas, karenanya kita sering dengar profesi estimator, project control, contract engineer, atau contract administrator.

Penjelasan lebih jauh bisa dilihat di website International Cost Engineering Council (www.icoste.org) : "What are Cost Engineering, Quantity Surveying and Project Management ?"

Pendidikan formal quantity surveying umumnya ada di negara-2 commonwealth, yang terdekat ada di Singapore, Malaysia atau Australia. Di Indonesia, QS biasanya lulusan dari fakultas teknik yang kemudian berprofesi di bidang ini.


Tanggapan 6 - hadi muttaqien

Pendapat di bawah menurut saya bila disampaikan secara teori dari membaca literatur memang bisa saja, tapi pengetahuan praktisnya adalah tidak mungkin. Bidang kerja Quantity Surveyor dan/atau Cost Engineer tidaklah harus mengerjakan semua pekerjaan yang disebut dibawah itu, tapi bila sebagai reference pekerjaannya bisa. Ada satu bidang kerja lagi yang mendekati pekerjaan termasuk "cycle cost management" yaitu Support Engineer", yang lucunya tidak semua engineer tahu akan tugas2nya, malah saya pernah menemukan engineer orang bule pun yang selalu di sebut expert tidak tahu tugas2 bidang kerja "Support Engineer".



Tanggapan 7 - Ahmad Arfan


Dear Pk Hadi,
Saya baru denger nih Pak, tentang Support Engineer dalam cycle cost management. Tolong pencerahaanya Pk.


Tanggapan 8 - Iwan Ludwig Boeky


Dear Pak Hadi,

Mohon pencerahan dari Pak Hadi mengenai tugas/fungsi dari Support Engineer.
Tks atas pencerahan dan informasinya.


Tanggapan 9 - hadi muttaqien


Pak Ludwig,
Tugas2 Support Engineer bisa dibilang hampir sama dengan tugas Contract Administration, tugasnya banyak di contractual/commercial, cost/budgetary, pada saat persiapan tender/bidding dan pada saat pelaksanaan hingga penyelesaian proyek. Cerita saya ini bila ia dipihak owner.


Tanggapan 10 - Slamet Widodo

Dear P.Arfan/Iqbal,

Scope of works, roles and responsibility hampir sama semuanya. Cuma lain persh kan lain nama / istilahnya. Yg jelas scope-nya tidak terlalu technical  tetapi lebih berorientasi kepada commercial, cost estimate, material take off dan aspek hukum (contracts / agreement). Contracts egr lebih banyak ngurusin client & subcontracts egr ngurus subcon dari persiapan tender docs, bidding, contract award, change order admin, cost report, settlement invoices, negotiation, close out report dll.

Utk universitas di negara commonwealth countries biasanya ada program studi Quntity Surveying setara dgn S-1 dan kalo tidak salah termasuk dalam fakultas teknik sipil.


Tanggapan 11 - Ahmad Arfan


Dear Bapak2 Milis Migas,

Terimakasih atas pencerahannya.
Untuk di Indonesia apakah ada asosiasi yang menaungi ataupun sebagai sarana komunikasi bagi QS ataupun cost control &
Contract Adm ?

Comments

Popular posts from this blog

DOWNLOAD BUKU: THE TRUTH IS OUT THERE KARYA CAHYO HARDO

  Buku ini adalah kumpulan kisah pengalaman seorang pekerja lapangan di bidang Migas Ditujukan untuk kawan-kawan para pekerja lapangan dan para sarjana teknik yang baru bertugas sebagai Insinyur Proses di lapangan. Pengantar Penulis Saya masih teringat ketika lulus dari jurusan Teknik Kimia dan langsung berhadapan dengan dunia nyata (pabrik minyak dan gas) dan tergagap-gagap dalam menghadapi problem di lapangan yang menuntut persyaratan dari seorang insinyur proses dalam memahami suatu permasalahan dengan cepat, dan terkadang butuh kecerdikan – yang sanggup menjembatani antara teori pendidikan tinggi dan dunia nyata (=dunia kerja). Semakin lama bekerja di front line operation – dalam hal troubleshooting – semakin memperkaya kita dalam memahami permasalahan-permasalahan proses berikutnya. Menurut hemat saya, masalah-masalah troubleshooting proses di lapangan seringkali adalah masalah yang sederhana, namun terkadang menjadi ruwet karena tidak tahu harus dari mana memulainya. Hal ters...

Leak Off Test

Prinsipnya LOT (leak off test) dilakukan untuk menentukan tekanan dimana formasi mulai rekah. Tujuannya: 1. Menentukan MASP (Max. Allowable Surface Pressure). Yaitu batasan max surface pressure yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 2. Dengan mengetahui MASP, berarti juga kita bisa mengetahui Max. mud weight yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 3. Menentukan Kick Tolerance. Yaitu maximum kick size yg masih bisa kita tolerir untuk dihandle. Parameter ini nantinya juga berperan untuk menentukan depth casing shoe yang aman dari sudut pandang well control issue. 4. Mengecek kualitas sealing antara cement dengan casing Tanya - BGP HSESupv. BGP.HSESupv@petrochina Dear all Saat masih di rig dulu saya sering mendengar istilah leak off test. dimana step2nya kira kira sebagai berikut 1. Cementing Job 2. TSK ,masuk string dan bor kurang lebih 3 meter dibawah shoe. 3. dilakukan ...

Shutdown System

Apa yang membedakan antara PSD dan ESD? Secara umum keduanya berfungsi "membawa" sistem pemroses ke "keadaan yang lebih aman". Namun secara spesifik PSD lebih ditujukan kepada sebab sebab Process Specific seperti: Overpressure di bagian hilir kompressor, temperatur tinggi di heater untuk fuel gas, level yang terlau rendah di slug catcher, dst. Sementara ESD lebih ditujukan untuk menanggulangi dampak dari suatu kejadian yang sudah terjadi: misalnya gas yang telah bocor, kebakaran kecil di technical room, kebocoran minyak di pipeline, dst. Kedua jenis shutdown ini dapat pula dipicu oleh spurious trip atau gagalnya sistem shutdown tanpa sebab sebab yang diketahui dengan jelas. lebih rendah levelnya dari PSD ialah USD, atau Unit shutdown. Perlu dicamkan penamaan bisa berbeda beda antar company, misalnya ada yang menyebutnya sebagai ESD1, ESD2, ESD3 dan seterusnya, ada yang menyebutkannya sebagai ESD, PSD, USD dan seterusnya. Tidak penting, yang penting pahami betul fi...