Skip to main content

Penggabungan Juru Las AWS dan ASME

Kalau mau menerapkan dua standard ( ASME IX & AWS D1.1  ) dalam satu Welder Qualification Test, satu test piece, WPS yg di gunakan harus dengan process yang sama spec nya, ( lihat essential variable masing-masing code/standard, harus sama atau masih dalam satu range ).

Tanya - Doni Afrizal

Dear all,

Ada yang pernah membuat Uji Juru las dengan satu benda uji bisa dibuatkan sertifikat juru las sesuai ASME IX dan AWS D1.1

Saya pernah mendengar ada yg menerapkannya, tapi mungkin kah? karena WPS yang dipakai untuk menguji juru las kan pasti terpisah, satu berdasar ASME dan satunya lagi AWS.

Tanggapan 1 - Doni Purwo H

Dear Pak Doni A,

Sepengetahuan saya dan as per discuss  with Authorized Inspector, bisa, asal Test Piece ( pipe / plate ) tersebut cukup untuk Lab Test / Mechanical test sesuai spec ASME IX & AWS D1.1, 
ya, WPS yg di pakai pasti berbeda, namun kalau mw menerapkan dua standard ( ASME IX & AWS D1.1  ) dalam satu Welder Qualification Test, satu test piece, WPS yg di gunakan harus dengan process yang sama spec nya, ( lihat essential variable masing-masing code/standard, harus sama atau masih dalam satu range, )
misal :
welding process, sam-sama SMAW, atau Welding process lain,
Filler metal A No,
Base metal group No,
dll,

Welder = Juru las,
ada yg menyebut nya pakai bahasa indonesia ( juru las ), ada yg menggunakan bahasa inggris ( welder ),

sekian,
please advise jika ada pendapat lain dari rekan-rekan milis yang lebih berpengalaman dari saya,

Tanggapan 2 - Dirman Artib

Pak Doni,
Saya nggak pernah ketemu terminology "Juru Las" di ASME SEct. IX dan AWS D1.1, dan juga terminology "Uji Juru Las".

Mungkin untuk Welder Qualification, tentunya AWS D1.1 hanya terbatas untuk weldment steel for structural. Sementara ASME Sect. IX utk steel struktur hanya terbatas sebagai attachment bagi "pressure contained-wall/equipment", misalnya support bagi pipa, PV, HE. Kalau misalnya material struktur yg digunakan adalah high alloy steel (ferritic/martensite/autenitic SS), maka AWS D1.6 juga terbatas untuk dicocok-kan dgn ASME Sect. IX.

Mungkin pelaksanaan process qualification harus terpisah juga, artinya hanya test coupon yg bisa digunakan bersama, di inspect dan test pada test coupon yg sama, mungkin kriteria keberterimaan ada yg beda.

Honestly, saya belum pernah ketemu dalam kebutuhan nyata, tapi menarik juga utk dicoba.

Tanggapan 3 - Doni Afrizal

Uda Dirman,

Itu rekan Doni PH pernah advised dari AI kalo itu bisa dilakukan. Tapi memang sepertinya terbatas dikarenakan scope masing2 code beda.


Tanggapan 4 - Doni Afrizal

Pak Doni PH & Uda Dirman,

Kita pakai istilah "Welder" saja, kalo di Ditjen Migas disebut sebagai "Sertifikat Kualifikasi Juru Las"

ada sample nya gak pak Doni PH (hehehe, sama2 doni nih). Di attach kalo boleh, but dihilangin dulu identitas perusahaannya karena copyright.

Kalo ini dibolehkan, akan menghemat waktu dan biaya.

Comments

Popular posts from this blog

DOWNLOAD BUKU: THE TRUTH IS OUT THERE KARYA CAHYO HARDO

  Buku ini adalah kumpulan kisah pengalaman seorang pekerja lapangan di bidang Migas Ditujukan untuk kawan-kawan para pekerja lapangan dan para sarjana teknik yang baru bertugas sebagai Insinyur Proses di lapangan. Pengantar Penulis Saya masih teringat ketika lulus dari jurusan Teknik Kimia dan langsung berhadapan dengan dunia nyata (pabrik minyak dan gas) dan tergagap-gagap dalam menghadapi problem di lapangan yang menuntut persyaratan dari seorang insinyur proses dalam memahami suatu permasalahan dengan cepat, dan terkadang butuh kecerdikan – yang sanggup menjembatani antara teori pendidikan tinggi dan dunia nyata (=dunia kerja). Semakin lama bekerja di front line operation – dalam hal troubleshooting – semakin memperkaya kita dalam memahami permasalahan-permasalahan proses berikutnya. Menurut hemat saya, masalah-masalah troubleshooting proses di lapangan seringkali adalah masalah yang sederhana, namun terkadang menjadi ruwet karena tidak tahu harus dari mana memulainya. Hal ters...

Leak Off Test

Prinsipnya LOT (leak off test) dilakukan untuk menentukan tekanan dimana formasi mulai rekah. Tujuannya: 1. Menentukan MASP (Max. Allowable Surface Pressure). Yaitu batasan max surface pressure yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 2. Dengan mengetahui MASP, berarti juga kita bisa mengetahui Max. mud weight yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 3. Menentukan Kick Tolerance. Yaitu maximum kick size yg masih bisa kita tolerir untuk dihandle. Parameter ini nantinya juga berperan untuk menentukan depth casing shoe yang aman dari sudut pandang well control issue. 4. Mengecek kualitas sealing antara cement dengan casing Tanya - BGP HSESupv. BGP.HSESupv@petrochina Dear all Saat masih di rig dulu saya sering mendengar istilah leak off test. dimana step2nya kira kira sebagai berikut 1. Cementing Job 2. TSK ,masuk string dan bor kurang lebih 3 meter dibawah shoe. 3. dilakukan ...

Shutdown System

Apa yang membedakan antara PSD dan ESD? Secara umum keduanya berfungsi "membawa" sistem pemroses ke "keadaan yang lebih aman". Namun secara spesifik PSD lebih ditujukan kepada sebab sebab Process Specific seperti: Overpressure di bagian hilir kompressor, temperatur tinggi di heater untuk fuel gas, level yang terlau rendah di slug catcher, dst. Sementara ESD lebih ditujukan untuk menanggulangi dampak dari suatu kejadian yang sudah terjadi: misalnya gas yang telah bocor, kebakaran kecil di technical room, kebocoran minyak di pipeline, dst. Kedua jenis shutdown ini dapat pula dipicu oleh spurious trip atau gagalnya sistem shutdown tanpa sebab sebab yang diketahui dengan jelas. lebih rendah levelnya dari PSD ialah USD, atau Unit shutdown. Perlu dicamkan penamaan bisa berbeda beda antar company, misalnya ada yang menyebutnya sebagai ESD1, ESD2, ESD3 dan seterusnya, ada yang menyebutkannya sebagai ESD, PSD, USD dan seterusnya. Tidak penting, yang penting pahami betul fi...