Skip to main content

Penggunaan Hydrostatic Test & Pneumatic Test


Tanya - Cak Ipin
Yth rekan-rekan milis Saat ini saya bekerja di power plant project, ditempat saya bekerja ada kasus tentang pemilihan pressure test yang akan digunakan pada pipa Instrument, Pihak kontraktor hanya melakukan hydrostatic test sedangkan fluida yg akan digunakan saat beroperasi adalah udara dimana udara tersebut harus kering atau tidak boleh terkontaminasi dengan air, pertanyaan saya :
1. Apakah boleh dilakukan hydrostatic test pada Instrument air pipe??
2. Jika memang pneumatic test berbahaya, berapa batasan pressure untuk pneumatic test yg diijinkan??
Mohon pencerahan dari para senior, terima kasih.
Tanggapan 1 - Apriadi Bunga
Cak Ipin,
Sepanjang yang saya tahu, pneumatic boleh menggantikan hydrostatic test. Tekanannya sebesar 1.1 x Design Pressure
Tanggapan 2 - Yacob Messakh
Boleh Nimbrung Pak,
Sependek yang saya tahu, Air Instrument Line (Biasa disingkat IA) biasanya materialnya Galvanized Pipe dan dan Joint Connection biasanya screwed meskipun akhirnya biasanya di sealed weld juga. Kalau memang operating medium nanti udara (Air) ya gak boleh Hydro Test menggunakan Air (Water), tapi Pneumatic Test, pakai udara (Air). Test Pressure untuk Line ini biasanya rata2 7 BAR (101.5 PSI).
Tanggapan 3 - Mubarok
Bapak-bapak,
Sekedar sharing.. Prinsip pemancing, lain spot lain jenis ikannya, tentu saja berbeda teknik mancingnya.. Wakakakaka..
Begitu juga piping system, di tempat Pak Yacob mungkin Instrument Air "biasa" disebut IA, pake galv'd pipes, threaded connection, test pressure 7 bar.. Tapi di tempat saya berbeda2, kadang pake material SS, kadang Galv'd.. Kadang 7 bar, pernah juga 30 bar.. Tergantung spec tiap-tiap project..
Intinya saya lebih menyarankan untuk refer ke code dan design project tersebut dibandingkan ke "biasanya"..
Kembali ke kasus Cak Ipin, Menurut saya, hydrotest sah-sah saja dilakukan untuk pipa IA selama kontraktor bisa menjamin bahwa kondisi internal pipa layak untuk operasi, berarti si kontraktor punya tambahan kerja setelah hydrotest untuk mengeringkan dan membersihkan line tersebut.. Tekniknya bisa bermacam-macam, drain point musti bagus, mungkin ditambah air blow/flushing setelah hydrotest, bilamana perlu di purge pake N2 juga..
Pneumatic test dengan udara (compressed air) bukan jaminan bahwa setelah test nggak ada uap air di internal pipa, kecuali dipasang air dryer dulu sebelum compressed air dipake untuk ngetest.. Supaya hasilnya lebih "kering", kami lebih memilih menggunakan N2 untuk pneumatic test..
Untuk test pressure, silakan membuka-buka code yang dijadikan acuan..
Saran saya, Cak Ipin sebagai client bisa minta kontraktor untuk submit test procedure/method statement untuk direview dan approval, jadi sebelum pekerjaan dieksekusi semua pihak tahu line tersebut mau diapakan saja..
Tanggapan 4 - Rifninaldi
Pak Rio,
Berdasarkan pengalaman saya yang pernah bekerja di perusahaan pembuat tiang pancang beton di pulau batam, ada beberapa kriteria penumpukan tiang pancang di stockyard.
1.Permukaan tanah harus padat/kuat dan rata.
2.Untuk alas dasar harus menggunakan balok kayu yang besar, tinggi minimum dari permukaan tanah harus memudahkan untuk proses pengangkatan dan jumlah alas hanya di bolehkan 2 alas dan di tempatkan pada posisi angkat yang termarking pada tiang pancang.
3.Jumlah layer dari tiang pancang tergantung diameter tiang pancang.
Demikian sekilas info yang dapat saya sampaikan, atau Bapak juga bisa coba cek di websitenya PT.Citra Lautan Teduh Batam.

Comments

Popular posts from this blog

DOWNLOAD BUKU: THE TRUTH IS OUT THERE KARYA CAHYO HARDO

  Buku ini adalah kumpulan kisah pengalaman seorang pekerja lapangan di bidang Migas Ditujukan untuk kawan-kawan para pekerja lapangan dan para sarjana teknik yang baru bertugas sebagai Insinyur Proses di lapangan. Pengantar Penulis Saya masih teringat ketika lulus dari jurusan Teknik Kimia dan langsung berhadapan dengan dunia nyata (pabrik minyak dan gas) dan tergagap-gagap dalam menghadapi problem di lapangan yang menuntut persyaratan dari seorang insinyur proses dalam memahami suatu permasalahan dengan cepat, dan terkadang butuh kecerdikan – yang sanggup menjembatani antara teori pendidikan tinggi dan dunia nyata (=dunia kerja). Semakin lama bekerja di front line operation – dalam hal troubleshooting – semakin memperkaya kita dalam memahami permasalahan-permasalahan proses berikutnya. Menurut hemat saya, masalah-masalah troubleshooting proses di lapangan seringkali adalah masalah yang sederhana, namun terkadang menjadi ruwet karena tidak tahu harus dari mana memulainya. Hal ters...

Leak Off Test

Prinsipnya LOT (leak off test) dilakukan untuk menentukan tekanan dimana formasi mulai rekah. Tujuannya: 1. Menentukan MASP (Max. Allowable Surface Pressure). Yaitu batasan max surface pressure yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 2. Dengan mengetahui MASP, berarti juga kita bisa mengetahui Max. mud weight yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 3. Menentukan Kick Tolerance. Yaitu maximum kick size yg masih bisa kita tolerir untuk dihandle. Parameter ini nantinya juga berperan untuk menentukan depth casing shoe yang aman dari sudut pandang well control issue. 4. Mengecek kualitas sealing antara cement dengan casing Tanya - BGP HSESupv. BGP.HSESupv@petrochina Dear all Saat masih di rig dulu saya sering mendengar istilah leak off test. dimana step2nya kira kira sebagai berikut 1. Cementing Job 2. TSK ,masuk string dan bor kurang lebih 3 meter dibawah shoe. 3. dilakukan ...

Shutdown System

Apa yang membedakan antara PSD dan ESD? Secara umum keduanya berfungsi "membawa" sistem pemroses ke "keadaan yang lebih aman". Namun secara spesifik PSD lebih ditujukan kepada sebab sebab Process Specific seperti: Overpressure di bagian hilir kompressor, temperatur tinggi di heater untuk fuel gas, level yang terlau rendah di slug catcher, dst. Sementara ESD lebih ditujukan untuk menanggulangi dampak dari suatu kejadian yang sudah terjadi: misalnya gas yang telah bocor, kebakaran kecil di technical room, kebocoran minyak di pipeline, dst. Kedua jenis shutdown ini dapat pula dipicu oleh spurious trip atau gagalnya sistem shutdown tanpa sebab sebab yang diketahui dengan jelas. lebih rendah levelnya dari PSD ialah USD, atau Unit shutdown. Perlu dicamkan penamaan bisa berbeda beda antar company, misalnya ada yang menyebutnya sebagai ESD1, ESD2, ESD3 dan seterusnya, ada yang menyebutkannya sebagai ESD, PSD, USD dan seterusnya. Tidak penting, yang penting pahami betul fi...